Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Potensi Tsunami 10 Meter di Cilacap, Ini Penjelasan Ahli

Kompas.com - 04/08/2022, 13:33 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Khairina

Tim Redaksi

CILACAP, KOMPAS.com - Ancaman gempa bumi dan tsunami akan selalu menjadi bagian bagi masyarakat Cilacap dan wilayah lain di pantai selatan Jawa.

Pasalnya menurut Ahli Kegempaan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr Asmoro Widagdo, wilayah tersebut berada pada jalur penyusupan lempeng.

"Untuk itu persepsi masyarakat tentang gempa dan tsunami perlu diluruskan. Bahwa adanya ancaman tsunami besar di selatan Jawa merupakan hal yang logis ditinjau dari posisinya yang berada pada jalur penyusupan lempeng," kata dia melalui keterangan tertulis, Kamis (4/8/2022).

Baca juga: Soal Potensi Tsunami 10 Meter di Cilacap, BMKG Minta Masyarakat Tetap Tenang

Menurut dia, gempa bumi terjadi apabila batuan di bawah permukaan bumi Pulau Jawa atau di dasar laut selatan sudah tidak mampu lagi menyimpan tekanan/stress akibat tekanan dari Lempeng Samudera Hindia di selatan.

"Tekanan akan dilepaskan batuan sebagai getaran gempa bumi. Adanya perubahan akomodasi air laut yang ditimbulkan oleh gempa dapat menyebabkan timbulnya gelombang tsunami," jelas dia.

Tekanan yang dialami batuan di sisi selatan Pulau Jawa dilepaskan dalam bentuk patahan. Patahan itu kemudian meghasilkan gelombang yang menggetarkan atau menggoncang area disekitarnya.

Beberapa jenis patahan itu, lanjut dia, dapat memicu kejadian tsunami akibat berubahan ruang akomodasi air laut di dasar Samudera Hindia.

Baca juga: Soal Potensi Tsunami 10 Meter di Cilacap, BMKG Minta Masyarakat Tetap Tenang

Meski demikian, potensi tersebut dapat terhindarkan apabila tekanan atau stress yang ada di batuan bawah laut sering dilepaskan sebagai gempa bumi.

Dia menjelaskan, apabila tekanan atau stress yang ada di batuan bawah laut sering dilepaskan sebagai gempa bumi maka tekanan yang besar tidak akan terjadi.

"Dengan demikian ancaman bencana tsunami juga dapat dihindarkan," ujar dia.

Di area Cilacap sering terjadi gempa-gempa kecil (gempa ringan dengan skala 4-4,9 dan gempa minor degan skala 3-3,9).

Hal itu menjadi pertanda bahwa tekanan yang dialami batuan telah dilepaskan dan tidak terjadi tekanan berlebihan yang berbahaya.

"Dengan demikian kejadian gempa-gempa ringan yang sering terjadi perlu untuk kita harapkan kejadiannya dan kita syukuri. Kita malah harusnya takut bila gempa tersebut tidak kunjung datang," kata dia.

Diberitakan sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat waspada terhadap potensi tsunami setinggi 10 meter di pesisir Cilacap, Jawa Tengah.

Meski demikian, BMKG meminta masyarakat tetap tenang terkait potensi tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Regional
Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Regional
Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Regional
Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Regional
Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Regional
Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Regional
Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Regional
Isi BBM, Honda Grand Civic Hangus Terbakar di SPBU Wonogiri, Pemilik Alami Luka Bakar

Isi BBM, Honda Grand Civic Hangus Terbakar di SPBU Wonogiri, Pemilik Alami Luka Bakar

Regional
Kartu ATM Tertinggal, Uang Rp 5 Juta Milik Warga NTT Ludes

Kartu ATM Tertinggal, Uang Rp 5 Juta Milik Warga NTT Ludes

Regional
Jadwal Kereta Majapahit Ekonomi dan Harga Tiket Malang-Pasar Senen PP

Jadwal Kereta Majapahit Ekonomi dan Harga Tiket Malang-Pasar Senen PP

Regional
Dianggarkan Rp 30 M, Pembangunan Tanggul Permanen Sungai Wulan Demak Ditarget Kelar Pertengahan 2024

Dianggarkan Rp 30 M, Pembangunan Tanggul Permanen Sungai Wulan Demak Ditarget Kelar Pertengahan 2024

Regional
Penumpang Kapal Terjebak 5 Jam di Merak, BPTD Akan Tegur Operator ASDP

Penumpang Kapal Terjebak 5 Jam di Merak, BPTD Akan Tegur Operator ASDP

Regional
Raih Gelar S3 dengan IPK sempurna, Mbak Ita Bakal Ikut Wisuda Ke-174 Undip Semarang

Raih Gelar S3 dengan IPK sempurna, Mbak Ita Bakal Ikut Wisuda Ke-174 Undip Semarang

Regional
Pelaku Penusukan Mantan Istri di Semarang Dibekuk, Kaki Kanannya Ditembak

Pelaku Penusukan Mantan Istri di Semarang Dibekuk, Kaki Kanannya Ditembak

Regional
Debt Collector dan Korban Pengadangan di Pekanbaru Berdamai

Debt Collector dan Korban Pengadangan di Pekanbaru Berdamai

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com