CILACAP, KOMPAS.com - Ancaman gempa bumi dan tsunami akan selalu menjadi bagian bagi masyarakat Cilacap dan wilayah lain di pantai selatan Jawa.
Pasalnya menurut Ahli Kegempaan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr Asmoro Widagdo, wilayah tersebut berada pada jalur penyusupan lempeng.
"Untuk itu persepsi masyarakat tentang gempa dan tsunami perlu diluruskan. Bahwa adanya ancaman tsunami besar di selatan Jawa merupakan hal yang logis ditinjau dari posisinya yang berada pada jalur penyusupan lempeng," kata dia melalui keterangan tertulis, Kamis (4/8/2022).
Baca juga: Soal Potensi Tsunami 10 Meter di Cilacap, BMKG Minta Masyarakat Tetap Tenang
Menurut dia, gempa bumi terjadi apabila batuan di bawah permukaan bumi Pulau Jawa atau di dasar laut selatan sudah tidak mampu lagi menyimpan tekanan/stress akibat tekanan dari Lempeng Samudera Hindia di selatan.
"Tekanan akan dilepaskan batuan sebagai getaran gempa bumi. Adanya perubahan akomodasi air laut yang ditimbulkan oleh gempa dapat menyebabkan timbulnya gelombang tsunami," jelas dia.
Tekanan yang dialami batuan di sisi selatan Pulau Jawa dilepaskan dalam bentuk patahan. Patahan itu kemudian meghasilkan gelombang yang menggetarkan atau menggoncang area disekitarnya.
Beberapa jenis patahan itu, lanjut dia, dapat memicu kejadian tsunami akibat berubahan ruang akomodasi air laut di dasar Samudera Hindia.
Baca juga: Soal Potensi Tsunami 10 Meter di Cilacap, BMKG Minta Masyarakat Tetap Tenang
Meski demikian, potensi tersebut dapat terhindarkan apabila tekanan atau stress yang ada di batuan bawah laut sering dilepaskan sebagai gempa bumi.
Dia menjelaskan, apabila tekanan atau stress yang ada di batuan bawah laut sering dilepaskan sebagai gempa bumi maka tekanan yang besar tidak akan terjadi.
"Dengan demikian ancaman bencana tsunami juga dapat dihindarkan," ujar dia.
Di area Cilacap sering terjadi gempa-gempa kecil (gempa ringan dengan skala 4-4,9 dan gempa minor degan skala 3-3,9).
Hal itu menjadi pertanda bahwa tekanan yang dialami batuan telah dilepaskan dan tidak terjadi tekanan berlebihan yang berbahaya.
"Dengan demikian kejadian gempa-gempa ringan yang sering terjadi perlu untuk kita harapkan kejadiannya dan kita syukuri. Kita malah harusnya takut bila gempa tersebut tidak kunjung datang," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat waspada terhadap potensi tsunami setinggi 10 meter di pesisir Cilacap, Jawa Tengah.
Meski demikian, BMKG meminta masyarakat tetap tenang terkait potensi tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.