Masih di tahun 2015. Christian bercerita jika saat itu aparat keamanan tak bisa iku menyalurkan bantuan karena khawatir kedatangannya mereka mengancam keselamatan masyarakat sipil.
Menurutnya kawasan Kuyawage adalah wilayah kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Puwom Wenda. Semnetara di distrik tersebut tak ada pos keamanan.
Karena alasan tersebut, hanya warga sipil yang bisa masuk mengantar bahan pangan.
"Memang di 2015 itu tidak ada aparat yang ikut, kami jalan sama tokoh agama dan tokoh adat saja, harus sipil yang masuk ke sana," ungkapnya.
Baca juga: Fenomena Embun Beku Muncul di Lanny Jaya Papua, Ratusan Warga Terdampak Kekeringan
Menurutnya menyalurkan bantuan yang dilakukan di wilayah rawan KKB tersebut karena fakot kemanusian.
Hal tersebut juga disampaikan i Danrem 172/PWY Brigjen J.O. Sembiring.
Ia mengatakan karena alasan geografis, pihaknya belum bisa mendirikan pos keamanan.
"Belum ada pos keamanan di sana, titik terdekat ada di Balingga, jadi ke Kuyawage masih beberapa hari jalan kaki," kata Sembiring.
Sementara itu Kapolres Lanny Jaya AKBP Umar Nasetekay mengatakan pihaknya membantu pengamanan hingga di perbatasan Distrik Balingga dengan Kuyawage.
"Kami tidak bisa masuk ke sana, kami hanya antar sampai bukit Kuyawage saja," kata dia.
Ia mengatakan akibat bencana tersebut, warga di Kuyawage dikabarkan sempat mengalami kelaparan karena kehabisan bahan makanan.
Namun hal tersebut sudah teratasi karena bantuan dari Kementerian Sosial sudah berhasil didistribusikan ke lokasi pada Senin (1/8/2022).
"Bantuan sudah masuk kemarin," kata Umar.
Selama terjadi bencana embun beku, Umar menyebut ada tiga warga Kuyawage yang meninggal dunia.
Dua diantara warga sudah sakit sebelum terjadi embun beku dan bertambah parah karena terjadi kekeringan.
"Kalau satu yang meninggal itu anak-anak meninggal karena diare, kalau yang dua orang dewasa sudah sakit tapi sakitnya makin parah saat kekeringan," kata Umar.
Terkait kekeringan di Distrik Kuyawage, Menteris Sosial Tri Rismaharini telah mengirim bantuan yang mulai distribusikan sejak Senin (1/8/2022).
"Kirim bantuan makanan siap saji, makanan anak, selimut, pakaian dewasa, pakaian anak-anak ke Kuyawage. Segera," kata Risma melalui keterangan tertulis, Rabu (3/7/2022).
Bantuan yang diberikan berupa makanan siap saji 1000 paket, makanan anak 500 paket, sembako 500 paket, dan beras 2.800 kg.
Termasuk juga selimut 1000 lembar, pakaian anak 500 potong, pakaian wanita dewasa 250 potong dan pakaian pria dewasa 250 potong.
Baca juga: Dituduh Fasilitasi Pedemo, DPRD Lanny Jaya Berencana Panggil Bupati
Pengiriman bantuan dilakukan dari Gudang Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial di Jayapura, Papua.
Bantuan tahap pertama dikirim pada Jumat (29/7/2022) dari Jayapura mengguana pesawat sewa. Di hari yang sama, bantuan juga dikirim dari Timika dengan enggunakan dua pesawat sewa.
Bantuan tahap kedua dikirim pada Sabtu (30/7/2022) dari Japura dengan satu pesawat sewa. Sementara bantuan dari Timika, dikirim menggunakan lima pesawat sewa.
Semua bantuan transit di Mapolres Lanny Jaya. Distribusi bantuan sempat terkendala longsor dan jalanan yang berlumpur.
Distrbusi pun dimulai sejak Senin (1/8/2022) dengan pegawalan aparat menuju ke lokasi dan dilanjutkan jalan kaki menuju Ditsrik Kuyowage oleh pihak gereja.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dhias Suwandi | Editor : Priska Sari Pratiwi), Tribunnews.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.