Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uni Emirat Arab Bakal Jadikan Belitung Lokasi Penelitian Mangrove

Kompas.com - 02/08/2022, 18:46 WIB
Heru Dahnur ,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BELITUNG, KOMPAS.com - Pulau Belitung, Kepulauan Bangka Belitung yang selama ini tersohor akan keindahan pantainya, bakal dikembangkan sebagai lokasi penelitian ilmiah Uni Emirat Arab.

Indonesia menggalang kerja sama dengan pemerintah Uni Emirat Arab dan mencalonkan Belitung sebagai kandidat kuat program bertajuk Integrated Area Development (IAD).

"Alhamdulillah kita dapat berkumpul di tempat yang cantik, Pulau Belitung yang disepakati menjadi pilot project untuk pengembangan IAD, master plan-nya ada di Belitung," kata Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves, Nani Hendiarti saat rapat di Belitung, Selasa (2/8/2022).

Baca juga: Mangrove Teluk Ambon Mendadak Mengering dan Mati, Diduga Terpapar Limbah PLN

Nani menuturkan, salah satu yang sedang didorong adalah kebijakan presiden terkait mangrove dengan target rehabilitasi 600.000 hektar.

"Tentang program mangrove, kami membawa kabar baik, Belitung menjadi kandidat kuat lokasi kerja sama dengan Uni Emirat Arab (UEA) sebagai Mangrove Research Centre," ujar dia.

"Kita akan diskusi, masukan Ibu Menteri LHK, world best practice untuk mangrove, lokasinya di sini, kerja sama dengan Abu Dhabi, kerja sama internasional. Jadi nanti Belitung bukan hanya ramai oleh wisatawan, tapi peneliti dan perekayasa," tambah Nani.

Menurut Nani, kekayaan dan keindahan Belitung telah dikenal hingga mancanegara. Terbukti dengan adanya Geopark yang telah diakui Unesco dan KEK Tanjung Kelayang yang khusus membangun pariwisata.

Nantinya akan banyak inovasi produk turunan, termasuk blue carbon.

"IAD di Belitung ada dua lokasi yakni HKm Juru Sebrang dan HKm Arsel Community yang mengelola Bukit Peramun. HKm ini kelompok masyarakat yang melihat potensi bekas tambang yang diolah menjadi tempat wisata," jelas Nani.

Baca juga: 55 Persen Hutan Mangrove di Kepri Rusak

Ia juga menyebutkan, saat ini sudah banyak wisatawan yang menikmati pantai dan agroforestry juga Bukit Peramun yang telah mengembangkan aplikasi wisata termasuk menjaga hewan endemik Tarsius.

Pada kesempatan itu juga dibahas produk samping sisa hasil tambang timah, Logam Tanah Jarang (LTJ).

Penjabat (Pj) Gubernur Bangka Belitung Ridwan Djamaluddin mengungkapkan, beberapa komoditi unggulan di antaranya timah, lada, sawit.

"Timah bagus, harga naik, namun banyak yang malas mengurus administrasi. Silakan masyarakat menambang, namun ikuti aturan," tegasnya.

Baca juga: Ribuan Mangrove di Pesisir Lampung Timur Terdampak Pencemaran Limbah Hitam

Menurutnya, pemerintah harus kerja keras menata pertambangan, PT Timah juga sebagai BUMN harus meningkatkan kinerja.

"Lahan kritis luas di Babel, jika kita biarkan 20 atau 30 tahun ke depan kita akan mewariskan gurun pasir untuk anak cucu jika kita biarkan," tutur dia.

Ridwan berharap, dengan program pengembangan kawasan mangrove, tumbuhan ini bisa dibudidayakan dengan perhatian lebih, sehingga kelestariannya terjaga.

Selain itu, dengan program ini, kawasan mangrove bisa jadi tempat wisata baru yang menarik minat wisatawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Daging Sapi di Pasar Kebumen Naik Jelang Idul Fitri

Harga Daging Sapi di Pasar Kebumen Naik Jelang Idul Fitri

Regional
Penerimaan Bintara Polisi di Papua, Ada Kuota Khusus untuk Anak Kepala Suku

Penerimaan Bintara Polisi di Papua, Ada Kuota Khusus untuk Anak Kepala Suku

Regional
Terungkap Asal Puluhan Senjata Api di Bandung, Dititipi Suami yang Ditahan di Lapas Cipinang

Terungkap Asal Puluhan Senjata Api di Bandung, Dititipi Suami yang Ditahan di Lapas Cipinang

Regional
Pesta Sabu dengan Temannya, Caleg Gagal Asal Pati Diringkus Polisi

Pesta Sabu dengan Temannya, Caleg Gagal Asal Pati Diringkus Polisi

Regional
Banjir Demak Berangsur Surut, Ribuan Orang Tinggalkan Pos Pengungsian

Banjir Demak Berangsur Surut, Ribuan Orang Tinggalkan Pos Pengungsian

Regional
Kualitas Rendah, Beras Lokal di Kebumen Kurang Diminati meski Harganya Turun

Kualitas Rendah, Beras Lokal di Kebumen Kurang Diminati meski Harganya Turun

Regional
Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Regional
SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

Regional
Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Regional
Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Regional
Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Regional
Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Regional
Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Regional
Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Regional
Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com