MATARAM, KOMPAS.com- BMKG Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat (NTB) memberikan peringatan dini pada masyarakat NTB atas potensi terjadinya musim kemarau pada beberapa hari mendatang
BMKG Stasiun Klimatologi NTB mencatat curah hujan pada dasarian III Juli 2022 seluruhnya masuk dalam kategori rendah (<10 mm/das.)
Baca juga: Kloter Pertama Jemaah Haji Asal NTB Tiba di Bandara Lombok
Forecaster on duty BMKG Klimatologi NTB Nindya Kirana dalam keterangan tertulis, Selasa (2/8/2022) menyatakan, curah hujan tertinggi tercatat terjadi di Pos Hujan Selong Belanak, Kabupaten Lombok Tengah sebesar 10 mm/dasarian.
Sifat hujan pada dasarian III Juli 2022 di wilayah NTB didominasi kategori Bawah Normal (BN), namun sifat hujan Atas Normal juga terjadi di sebagian Kabupaten Lombok Barat bagian selatan, Lombok Tengah bagian selatan, serta sebagian kecil pesisir Lombok Timur bagian selatan.
"Adapun hasil monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) berturut-turut provinsi NTB umumnya dalam kategori sangat menengah (11 – 20 hari) hingga panjang (21 – 30 hari)," katanya.
Namun demikian di beberapa wilayah sudah terpantau HTH dengan kategori Sangat Panjang (31 – 60 hari). HTH terpanjang terpantau terjadi di wilayah Perigi, Kabupaten Lombok Timur sepanjang 58 hari.
Baca juga: Bayi Masih Hidup Ditemukan di Depan SMP di Lombok Tengah
Sementara untuk peluang curah hujan pada dasarian I Agustus 2022 sudah semakin berkurang.
Bencana kekeringan meteorologis yang kerap melanda NTB di musim kemarau terpantau mulai terjadi di sebagian wilayah NTB.
Peringatan dini kekeringan meteorologis pada level siaga terdapat di Kecamatan Wawo, Bolo, Soromandi Kabupaten Bima, kemudian Kecamatan Pringgabanya, Sambelia, Sakra Barat dan Swela Kabupaten Lombok Timur.
Selanjutnya Kecamatan Buer, Labuhan Pandan dan Lape Kabupaten Sumbawa. Kecamatan Maluk Kabupaten Sumbawa Barat, serta Kecamatan Huu dan Kilo (Kabupaten Dompu).
Baca juga: Jelang WSBK di Sirkuit Mandalika, Pemprov NTB Antisipasi Tarif Akomodasi Mahal