Bhagas mengatakan perseteruan antara Pesulap merah dan Gus Samsudin menyeret warga serta Desa Rejowinangun.
Hal tersebut yang memicu warga ingin agar padepokan tersebut ditutup.
“Jadi kenapa warga sampai menghendaki penutupan padepokan Gus Samsudin karena kegaduhan ini ternyata telah menyeret nama desa kami. Desa Rejowinangun di-bully warganet di media sosial karena padepokan itu berada di desa kami,” ujar Bhagas
Selain kegaduhan di media sosial, warga juga menuntut penutupan padepokan itu karena menganggap praktik perdukunan beragama yang dijalankan Gus Samsudin selama ini telah merugikan banyak orang.
Warga sependapat dengan tudingan Pesulap Merah bahwa Gus Samsudin tidak benar-benar memiliki kemampuan pengobatan secara spiritual.
Baca juga: Perseteruan Gus Samsudin dan Pesulap Merah, Aplikasi Layanan Publik Desa Rejowinangun Diretas
“Kata warga, beberapa pasien mengeluhkan masalah praktik yang dijalankan Gus Udin (Samsudin),” ujar Bhagas.
Warga dan Gus Samsudin akhirnya mengikuti mediasi di kantor Polsek Kademangan (Lodaya Barat). Pada mediasi tersebut, kata dia, disepakati padepokan Gus Samsudin ditutup untuk sementara.
"Gus Samsudin tidak bersedia jika penutupan padepokan permanen," ujarnya.
Beruntun dengan kejadian tersebut, Bhagas mengatakan aplikasi layanan publik berbasis internet milik Pemerintah Desa Rejowinangun juga diretas.
Baca juga: Kronologi Kandang Berisi 8.000 Ayam Potong di Blitar Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 300 Juta
Ia menyebut perentasan itu juga mejadi salah satu pemicu warga ingin menurup padepokan.
“Kami ini kan sudah desa digital. Pelayanan publik sudah berbasis internet. Aplikasi pelayanan kependudukan di-hack, data base diacak-acak,” ujar Bhagas.
Setelah empat har tak bisa dikendalikan, aplikasi pelayanan tersebut baru bisa diakses pada Senin siang.
Selain aplikasi pelayanan kependudukan, tambahnya, portal untuk UMKM di Desa Rejowinangun juga tidak luput dari serangan hacker.
“Di portal itu muncul tulisan ‘Rejowinangun Berhati Anarkis’,” ujarnya.
Baca juga: Diduga Penghangat Kandang Roboh, 8.000 Ayam Potong di Blitar Terbakar
Bhagas mengaku tidak tahu pihak mana yang melakukan penyusupan ke aplikasi pelayanan publik milik Pemerintah Desa Rejowinangun.
Namun, dia meyakini serangan hacker tersebut berkaitan dengan perseteruan antara Pesulap Merah dan Gus Samsudin.
Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor (Polres) Blitar, Iptu Udiyono mengatakan, penjagaan oleh personel kepolisian itu dimaksudkan untuk menghindari kemungkin anarkis.
Udiyono enggan menjelaskan lebih jauh terkait upaya mediasi dan meminta wartawan menanyakan langsung ke Kapolres Blitar AKBP, Adhitya Panji Anom.
“Nanti kita infokan kalau sudah pasti dilakukan mediasi antar pihak,” ujarnya.
Sementara itu, pengacara Gus Samsudin, Priarno menolak memberikan komentar terkait perseteruan tersebut.
Baca juga: Hendak Buang Air Besar di Sungai, Pekerja di Blitar Kaget Temukan Mayat Bayi
“Mohon maaf untuk saat ini kami no comment dulu ya. Pada saatnya nanti kami akan sampaikan pernyataan,” ujarnya sembari membenarkan akan adanya mediasi antar pihak oleh Kepolisian Resor Blitar.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Asip Agus Hasani | Editor : Pythag Kurniati, Dheri Agriesta, Andi Hartik)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.