"Kami siapkan acara ini menjadi pesta rakyat. Tidak hanya bagi masyarakat Aliyan, tapi bagi seluruh masyarakat yang hendak hadir ke desa kami," tutup Anton.
Dalam ritual tersebut Forpimda Banyuwangi turut hadir. Mulai Bupati, Kapolresta, Dandim, Danlanal dan sejumlah pejabat penting lainnya.
Bahkan, sejumlah kepala desa dari berbagai kabupaten di Jawa Timur juga turut hadir dalam acara sakral ini.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas mengapresiasi acara ritual adat Keboan Aliyan.
Menurutnya dengan kegiatan komunal yang guyub tersebut akan menjadi modal dasar pembangunan.
"Keguyuban warga Aliyan dalam melaksanakan acara ini adalah perwujudan semangat gotong royong. Dengan bergotong royong ini, saya yakin akan membawa kemajuan bagi semua," ujar Ipuk.
Baca juga: Status Gunung Raung Naik ke Level Waspada, BPBD Banyuwangi Petakan Kawasan Risiko Bencana
Menurut Ipuk, ritual adat Keboan Aliyan dapat menjadi salah satu daya tarik wisatawan.
Sehingga dapat memberikan kontribusi dalam perputaran ekonomi masyarakat.
"Semoga penyelenggaraannya semakin baik dan ditata lebih kreatif sehingga menjadi daya tarik wisata yang lebih," tutup Ipuk.
Ritual adat Keboan Aliyan konon dilaksanakan sejak era Kerajaan Blambangan warisan Mbah Buyut Wongso Kenongo, yang lokasi makamnya berada di Dusun Cempokosari, Desa Aliyan.
Ritual tersebut dilaksanakan oleh masyarakat desa setempat yang berkultur Suku Osing setiap memasuki bulan Suro atau tahun baru Islam 1 Muharram penanggalan Jawa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.