Bodewin mengaku telah memerintahkan petugas dinas lingkungan hidup dan persampahan (DLHP) Kota Ambon serta petugas pamong praja untuk mengecek lokasi itu dan ternyata ada bekas minyak yang menempel dengan air dan tanah di lokasi itu.
“Kebetulan tadi saya lewat di situ dan saya kaget mengapa mangrove sudah mati. Saya kemudian perintahkan tim dari dinas lingkungan hidup dan Satpol PP turun cek dan menang air di situ sudah bercampur minyak,” ungkapnya.
Atas kejadian itu ia pun telah menghubungi general manager PT PLN Maluku-Maluku Utara untuk menanyakan hal tersebut, termasuk meminta pihak PLN untuk memperhatikan dan mengawasi lokasi itu agar mangrove agar tidak tercemari dan mati.
“Mangrove di situ kan pemkot juga tanam jadi kita sangat prihatin tiba-tiba banyak mangrove mati dan kering. Makanya saya tadi langsung telepon manager PLN, saya koordinasi agar bisa diawasi,” ujarnya.
Baca juga: 55 Persen Hutan Mangrove di Kepri Rusak
Sementara itu Humas PT PLN Maluku-Maluku Utara, Hairul Hatala yang dikonfirmasi wartawan mengaku belum mengatahui penyebab hingga banyak mangrove di loaksi itu tiba-tiba mengering dan mati.
“Untuk kerusakannya tidak tahu dari limbah apa,” ujarnya.
Ia mengaku saat ini pihak DLHP Maluku sedang melakukan uji sampel untuk mengetahui penyebab matinya mangrove di lokasi itu.
“Kalau untuk informasi bisa korodinasi dengan DLHP provinsi. Karena hasilnya belum keluar jadi belum tentu itu (karena) limbah PLN,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.