AMBON, KOMPAS.com - Penjabat Wali Kota Ambon Bodewin Wattimena menyatakan, koperasi mendapatkan tantangan yang sangat berat saat ini.
Tantangan itu tak hanya berasal dari pandemi Covid-19 yang muncul sejak dua tahun lalu. Bodewin menyoroti menjamurnya gerai swalayan di Ambon.
Baca juga: Sempat Dialihkan karena Cuaca Buruk, 2 Pesawat Akhirnya Mendarat di Bandara Pattimura Ambon
“Gerakan koperasi menghadapi tantangan yang luar biasa, bukan hanya pandemi Covid-19 sejak dua tahun lalu, namun juga tantangan persaingan usaha karena hadirnya gerai-gerai swalayan modern seperti Indomaret dan Alfamidi di Kota Ambon,” kata Bodewin di syukuran Hari Koperasi Nasional di Kota Ambon, Jumat (29/7/2022).
Bodewin mengaku telah banyak mendengar keluhan dan masukan dari berbagai pihak terkait menjamurnya swalayan di kota itu.
Sejumlah masyarakat mengeluh karena keberadaan swalayan dinilai mengancam pedagang kecil, beberapa di antaranya bahkan tak mampu bersaing.
“Tetapi inilah kenyataan. Kita tidak bisa kembali ke dua atau tiga tahun lalu kemudian kita tidak mengizinkan Indomaret dan Alfamidi beroperasi di Ambon. Semua sudah terjadi, lalu apakah sekarang ini kita akan duduk diam lalu meratapi nasib kita karena keberadaan Indomaret dan Alfamidi, kan tidak,” ungkapnya.
Menurut Bodewin, agar tetap eksis maka koperasi dan kelompok usah kecil menengah (UMKM) di Ambon harus menganggap kehadiran swalayan modern saat ini sebagai kompetitor.
Dengan begitu, ada persaingan yang sehat untuk tetap eksis.
“Kenyataannya seperti ini, tapi bagaimana kita berusaha untuk tetap eksis. Anggap saja mereka pesaing kita, anggap saja mereka adalah lawan dalam sebuah kompetisi yang harus kita hadapi,” katanya.
Ia mengaku keberadaan swalayan modern telah berimbas kepada pedagang kecil. Namun, bukan berarti para pedagang kecil harus menyerah.
Sedangkan koperasi, kata dia, harus tetap eksis selama anggotanya solid.
“Kalau usaha-usaha kecil yang kena imbas, saya bisa mengerti, tapi itu tidak boleh terjadi kepada koperasi. Anggota koperasi harus tetap solid, karena koperasi dibangun atas kemauan bersama berdasarkan rasa senasib sepenanggungan, untuk membentuk usaha untuk menghidupi semua anggotanya,” bebernya.
Dalam kesempatan itu, Bodewin juga meminta Dewan Koperasi Kota Ambon mengidentifikasi berbagai permasalahan yang dihadapi koperasi saat ini.
Sehingga, solusi untuk masalah itu bisa dicari bersama. Karena, kata dia, Koperasi dan UMKM merupakan tumpuan perekonomian bangsa.
“Pemkot Ambon, tentunya tidak akan tinggal diam, dan akan memperhatikan koperasi dan UMK lewat berbagai inovasi yang akan di-launching pada HUT Kota Ambon bulan September mendatang,” terangnya.
Dia juga menekankan, Pemkot Ambon akan membuka ruang dan mendorong semua koperasi dan UMKM kembali menghidupkan usaha dan produknya. Dengan begitu, kemandirian usaha semakin baik dan berdampakan pada ekonomi masyarakat.
Ketua Dekopinda Kota Ambon, Junus Tipka mengatakan saat ini dari 635 koperasi yang terdaftar di kota Ambon, hanya 70-80 koperasi yang masih aktif melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT).
Baca juga: Cuaca Buruk, Pesawat yang Ditumpangi Ketua MPR Bamsoet Batal Mendarat di Ambon
“Salah satu persyaratan penting bagi sehat tidaknya sebuah koperasi yaitu melaksanakan pelaksanaan RAT dan itu tidak lebih dari 70 sampai 80 Koperasi di kota ini,” jelas Junus.
Junus mengaku pihaknya akan terus mendorong agar koperasi di kota Ambon tetap bangkit di tangah berbagai tantangan yang dihadapi saat ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.