Saat ini, kata Juanidi, aset PT Kobatin banyak yang terlantar. Aset tersebut terdiri dari lahan izin usaha pertambangan (IUP), smelter, perumahan, masjid hingga sekolah.
Mantan Wakil Bupati Bangka Tengah yang juga mantan Manajer PT Kobatin, Patrianusa Sjahrun membenarkan aktivitas perusahaan berdampak langsung pada kehidupan masyarakat.
Setelah PT Kobatin tutup, kehidupan ekonomi masyarakat seakan kurang gairah. PT Kobatin merupakan perusahaan timah swasta terbesar di Bangka Belitung.
Baca juga: Pj Gubernur Babel Bentuk Satgas Pemberantasan Timah Ilegal, Ketuanya Pengusaha
"Ini tantangan bagi kepala daerah untuk bersama pemerintah pusat agar lahan IUP bisa dikelola lagi," ujar Patrianusa.
"Dulu primadona perekonomian daerah, sekarang tidak jelas," ujar Patrianusa.
Dia berharap bekas kantor dan smelter Koba Tin segera dikosongkan dan digunakan lebih produktif.
"Jangan terikat kepentingan tertentu," harap Patrianusa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.