Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beredar Rekaman Suara Diduga Kopda Muslimin Hubungi Pekerjanya Sebelum Tewas: Aku Wes Nyerah...

Kompas.com - 29/07/2022, 15:52 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Video rekaman telepon yang diduga Kopda Muslimin menghubungi salah satu pekerjanya bernama Kabul, viral di media sosial pada Jumat (29/7/2022).

Salah satu akun yang mengunggah video tersebut adalah akun Instagram @infokomando.official.

Dalam video itu, terdapat keterangan bahwa video itu direkam pada 19 Juli 2022. 

Dalam video itu nampak seorang pria bernama Kabul menerima telfon dari sosok yang diduga Kopda Muslimin sebelum meninggal dan meminta pegawainya itu menjaga anak-anaknya

Baca juga: Kopda Muslimin Ditemukan Tewas di Kendal, Begini Kondisi Istrinya Usai Jalani Operasi Kedua

Suara yang diduga Kopda Muslimin itu menangis saat menelpon Kabul. Kabul pun meminta agar pria yang diduga Kopda Muslimin itu untuk pulang.

Hanya saja, pria tersebut justru menjawab telah terlambat untuk pulang.

"Wes telat Bul, nak aku bali (Sudah telat bul kalau aku pulang)," tutur pria yang diduga Kopda Muslimin itu.

Namun, Kabul tetap bersikeras membujuk pria itu untuk pulang. Dala video tersebut Kabul menyebut anak-anak pria itu membutuhkan dirinya.

"Belum Pak, anu anak-anak butuh bapak loh," tuturnya.

Baca juga: Sempat Ingin Bunuh Istri dengan Kecubung, Kopda Muslimin Diduga Tewas karena Racun

Kemudian, pria itu menjawab dengan menyebut nama-nama yang diduga anak darinya.

"Iya aku juga tahu Bul, ada Keke, aku juga sedih Bul, ada Beril masih kecil Bul, tolong dijaga ya Bul," tuturnya sambil menahan tangis.

Namun, Kabul tetap bersikeras agar pria itu untuk pulang karena anak-anak membutuhkan dirinya. Hanya saja, pria tersebut justru meminta Kabul agar menjadi paman yang baik.

"Iya Pak pulang Pak, butuh Pak mereka Pak sama Bapak," kata Kabul.

"Kamu jadi Om yang baik ya Bul, buat mereka Bul," jawab pria tersebut.

Baca juga: Wakil Bupati Kendal Melayat ke Rumah Orangtua Kopda Muslimin: Menurut Orangtua Almarhum, Anaknya Tidak Bunuh Diri

Kemudian, Kabul pun menjawab bahwa dirinya tidak kuat jika tidak ditemani oleh pria itu.

"Iya Bapak pulang, kalau nggak ada Bapak ya ndak kuat saya Pak," ujar Kabul.

Selanjutnya, pria tersebut pun mengungkapkan bahwa perempuan yang dipanggil ibu dan diduga adalah istrinya tersebut memiliki sifat pemarah.

Sifat perempuan yang diduga istrinya itu pun membuat pria tersebut mengaku menyerah.

"Aku wis nyerah Bul," ujarnya sambil menangis.

"Jangan nyerah Pak, pulang dulu Pak," rayu Kabul kembali.

Baca juga: Detik-detik Sebelum Kopda Muslimin Ditemukan Tewas, Sempat Sungkem kepada Orangtua dan Mengaku Pusing

"Ibu galak Bul. Ibu nyeneni aku terus (Ibu galak bul. Ibu memarahi aku terus)," jelas pria itu.

Di akhir percakapan itu, pria tersebut semakin menegaskan jika dirinya tidak bisa pulang kembali. Namun, Kabul tetap bersikeras mengajak pria itu agar pulang menemui perempuan yang diduga istrinya.

"Pulang Pak. Dibicarakan dulu Pak," kata Kabul.

"Sama siapa?" jawab pria itu.

"Sama ibu," balas Kabul.

Baca juga: Agus Gondrong Penembak Istri Kopda Muslimin Dapat Bagian Rp 30 Juta, Digunakan untuk Nikahi Istri Ketiga

Sebelumnya diberitakan Kopda Muslimin yang menjadi dalang dari penembakan terhadap istrinya sendiri, Rina Wulandari ditemukan tewas di rumah orang tuanya di Kendal pada Kamis (28/7/2022).

Sebelum tewas, Kopda Muslimin sempat meminta maaf kepada orang tuanya terkait niatannya untuk membunuh istrinya sendiri.

Saat meminta maaf itu, orang tua Kopda Muslimin pun justru diminta untuk menyerahkan diri.

Adapun hal ini diungkapkan oleh Kapolda Jateng, Irjen Ahmad Luthfi, saat mendatangi lokasi tempat kejadian perkara (TKP).

Baca juga: Kasus yang Disangkakan ke Kopda Muslimin Ditutup, Ini Alasannya...

"Tadi (Kamis) pukul 05.30 WIB, saudara M pulang ke rumahnya orang tuanya namanya Mustakim. Pada saat pulang, beliau sempat minta maaf. Bahkan oleh orang tuanya dituturi untuk menyerahkan diri dan sebagainya," kata dia.

"Lalu didapati pukul 07.00 WIB meninggal dunia," imbuhnya.

Dalam temuannya, Irjen Ahmad mengungkapkan pihaknya memperoleh barang bukti berupa muntahan Kopda Muslimin serta alat komunikasi.

Status anggota militer dicabut, tak dimakamkan secara militer

Usia diotopsi di RS Bhayangkara Semarang, Kopda Muslimin dicabut haknya untuk dilakukan pemakaman militer.

Penyebabnya adalah Kopda Muslimin telah melakukan pelanggaran lantaran diduga dalang kasus penembakan istrinya.

Hal ini diungkapkan oleh Kapendam IV Diponegoro, Letkol Inf Bambang Hermanto.

"Kalau pemakaman militer harus tidak ada pelanggaran."

"Tapi dia (Kopda Muslimin) melakukan pelanggaran apa? Nah itulah hak dia dicabut," tegasnya,

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Rekaman Telepon Diduga Kopda Muslimin Hubungi Pekerjanya Sebelum Tewas, Berbicara sambil Menangis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Regional
30 Ibu Muda di Serang Jadi Korban Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

30 Ibu Muda di Serang Jadi Korban Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Dua Pengusaha Rugi Hampir 1 Miliar

Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Dua Pengusaha Rugi Hampir 1 Miliar

Regional
Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Regional
Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Regional
Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Regional
Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com