KOMPAS.com - Kopda Muslimin yang menjadi dalang penembakan istrinya di Semarang ternyata juga mengelola tempat judi togel.
Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu pembunuh bayaran, Sugiono.
Sementara itu setelah menjadi buron selama 10 hari, Kopda Muslimin ditemukan tewas di Kendal, tepatnya di rumah orangtuanya. Diduga ia tewas karena bunuh diri.
Berita yang berkaitan dengan Kopda Muslimin menjadi perhatian pembaca Kompas.com dan berikut berikut lima berita populer Nusantara selengkapnya:
Sugiono, pelaku penembakan istri TNI mengaku jika dalang penembakan yakni Kopda Muslimin juga mengelola tempat judi togel.
Di tempat itu pula Sugiono mengenal Kopda Muslimin.
Babi mengaku telah lama mengenal Kopda Muslimin karena istrinya bekerja di konter ponsel dan judi togel yang dikelola Kopda Muslimin.
Bahkan dia mengaku cukup dekat dengan Kopda Muslimin karena biasa mabuk dan nongkrong bersama.
"Terus teman saya juga ikut kerja," ujarnya saat menjelaskan awal berkenalan dengan Kopda Muslimin, di Polrestabes Semarang, Rabu (27/7/2022).
Tidak hanya itu, Sugiono juga mengaku mengenal istri Kopda Muslimin yang menjadi korban penembakan yakni Rina Wulandari.
Hal ini lah yang membuat Sugiono tak tega menembak kepala Rina Wulandari saat diminta oleh Kopda Muslimin.
Baca juga: Kopda Muslimin yang Dalangi Penembakan Istrinya Ternyata Kelola Tempat Judi Togel
Kopda Muslimin pulang ke rumah orangtuanya tersebut pada pukul 05.30 WIB. Dalang penembakan di Semarang itu juga sempat meminta maaf kepada orangtuanya.
Menurut Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi, Kopda Muslimin mengaku khilaf sehingga melakukan perbuatan yang tidak semestinya.
Orangtuanya pun meminta Kopda Muslimin untuk menyerahkan diri. Luthfi menambahkan, dari keterangan orangtuanya, usai meminta maaf Kopda Muslimin masuk kamar.
Namun Sekitar pukul 07.00 WIB, Kopda Muslimin ditemukan tewas.
Baca juga: Kopda Muslimin Ditemukan Tewas di Kamar oleh Ayahnya
Alasannya, kata Sugiono, ia mengenal korban karena bekerja di konter ponsel dan judi togel yang dikelola oleh Kopda Muslimin.
"Dia pertama meminta membunuh tapi saya tidak mau. Saya ngomong ke gondrong (Agus Santoso) tidak mau ikut campur hal itu," kata Sugiono, di Polrestabes Semarang, Rabu (27/7/2022)
Sugiono mengatakan, awalnya eksekusi dilakukan Agus Santoso alias Gondrong. Sebab ia yang membeli senjata.
Namun, karena senjata itu ia yang membawa, Sugiono pun diperintahkan untuk menembak.
"Tapi barangnya saya bawa tiba-tiba saya disuruh menembak," ungkapnya.
Baca juga: Diperintahkan Kopda Muslimin Tembak Kepala Istrinya, Pelaku Malah Tembak Perut, Ini Alasannya
Kopda Muslimin tewas diduga bunuh diri dengan menenggak racun di rumah orangtuanya di Kelurahan Trompo, Kecamatan Kendal, Jawa Tengah.
Kapolda Jateng Irjen Ahmad Lutfi mengatakan, Kopda Muslimin pulang ke rumah orangtuanya untuk meminta maaf.
"Kopda M pulang untuk meminta maaf ke orangtua dan ini disyukuri oleh orangtuanya," ujarnya
Sebelum ditemukan tewas, orangtua Kopda Muslimin juga menyarankan anaknya untuk menyerahkan diri.
"Tapi sekitar pukul 05.30 muntah dan Kopda M meninggal pukul 07.00," ujarnya.
Baca juga: Kopda Muslimin Tewas Setelah Muntah-muntah, Orangtua Sempat Minta Serahkan Diri
Pada pertemuan itu, Agus mengaku mendengarkan curhatan dari Kopda Muslimin terkait masalah keluarga.
Agus menyebut bahwa Kopda Muslimin sudah tak kuat terhadap tekanan yang diberikan istrinya.
Ironisnya, meski tak kuat hidup dengan istrinya, Kopda Muslimin memakai uang dari mertuanya untuk membayar eksekutor penembakan.
Uang Rp 10 juta yang digunakan untuk mengupah pembunuh bayaran didapatkan Muslimin dari mertuanya.
Rencananya uang tersebut digunakan untuk pengobatan Rina.
Tak hanya itu, Kopda Muslimin memerintahkan lagi untuk meminta tambahan Rp90 juta dengan alasan biaya rumah sakit masih kurang.
Uang Rp 90 juta itu kemudian digunakan Muslimin untuk kabur.
Baca juga: Kopda Muslimin Mengeluh soal Tekanan Istri tapi Pakai Uang Mertua Bayar Eksekutor Penembakan
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Slamet Priyatin | Editor : Dita Angga Rusiana, Candra Setia Budi, Maya Citra Rosa)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.