KOMPAS.com - Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa penculikan Soekarno dan Hatta pada tanggal 16 Agustus 1945 atau sehari sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Peristiwa ini dilakukan oleh golongan pemuda yang dipimpim oleh Chairul Saleh.
Lalu mengapa terjadi peristiwa Rengasdengklok?
Berikut ini alasan terjadinya peristiwa Rengasdengklok.
Peristiwa Rengasdengklok terjadi karena perbedaan pendapat antara golongan muda dan tua terkait pelaksaan proklamasi.
Peristiwa Rengasdengklok ada kaitannya dengan kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II setelah dibom atom oleh Sekutu.
Dimulai saat Kaisar Hirohito mengumumkan bahwa Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, setelah Hiroshima dan Nagasaki dibom atom.
Berita kekalahan Jepang itu menyebar cepat ke Indonesia, khususnya pada pemuda yang bekerja di kantor Berita Jepang (Domei).
Baca juga: Mengapa Para Pemuda Menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok?
Golongan muda yang dipimpin oleh Chairul Saleh telah mengetahui kekalahan Jepang itu.
Mereka mengadakan pertemuan yang hasilnya Indonesia harus segera memproklamirkan kemerdekaan. Karena, kemerdekaan adalah hak segala bangsa.
Sementara pada hari yang sama, Soekarno dan Hatta baru kembali dari Dalat setelah memenuhi undangan Marsekal Muda Terauchi, mereka belum mengetahui tentang kekalahan Jepang.
Para pemuda segera mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia, tanpa bantuan jepanng.
Namun, golongan tua berpendapat bahwa kemerdekaan harus dipersiapkan secara matang dan terorganisir melalui rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Dimana, proklamasi kemerdekaan Indonesia akan diselenggarakan pada tanggal 18 Agustus 1945, sebagaimana yang telah disepakati dalam pertemuan di Saigon.
Keterlibatan PPKI dianggap sebagai cerminan dukungan dari seluruh Indonesia, karena mereka mewakili berbagai daerah.
Baca juga: Sejarah Singkat Peristiwa Rengasdengklok