Bangunan museum yang representatif baru dilakukan pada tahun 1980 karena fosil yang ditemukan semakin banyak serta untuk melayani wisatawan.
Bangunan museum memiliki luas 16.675 meter persegi, sedangkan bangunan untuk museum seluas 750 meter persegi.
Baca juga: Berkunjung ke Museum Sangiran? Ada Apa Saja?
Bentuk museum berupa bangunan joglo yang terdiri dari ruang pameran, laboratorium, aula, perpustakaan, ruang audio visual, mushola, gudang penyimpanan, toilet, area parkir, dan souvenir.
Museum Sangiran adalah museum yang menyimpan berbagai tinggalan sisa-sisa kehidupan yang terjadi pada masa purba.
Museum Sangiran merupakan museum koleksi manusia purba yang terlengkap di Asia, yang terdiri dari 65 persen fosil hominid purba di Indonesia dan 50 persen di dunia.
Selain itu, Museum Sangiran juga memiliki kondisi situs atau lingkungan yang khas yang menjadi laboratorium alam.
Museum Sangiran juga mewakili seluruh perubahan gejala alam pada masa purba dengan beberapa lapisan atas stratigrafi tanah di dalamnya serta kubah pada puncaknya.
Museum juga menjadi tempat evolusi fisik manusia purba pertama di dunia, sehingga museum ditetapkan menjadi cagar budaya dan warisan budaya dunia.
Museum Sangiran menyimpan koleksi benda-benda purbakala sebanyak 13.806 koleksi yang tersimpan di dua tempat, yaitu 2.931 koleksi tersimpan di ruang pamer dan 10.875 di dalam ruang penyimpanan.
Baca juga: Fosil Apa Saja yang Ditemukan di Situs Sangiran?
Koleksi Museum Sangiran antara lain berupa fosil manusia (salah satunya homo sapiens), binatang bertulang belakang, binatang laut dan air tawar, batuan, dan artefak batu (serpih, bilah, serut, gurdi, kapak persegi, bola batu, serta kapak).
Museum Sangiran memberikan pengaruh sangat besar terutama pada ilmu pengetauan.
Adanya penemuan baru dan kondisi lingkungan yang khas labiratorim alam, menjadikan Museum Sangiran bersama situs Sangiran sebagai pusat penelitian dan edukasi.
Selain itu, keberadaan museum juga untuk menumbuhkan kesadaran dan wawasan sejarah akan pentingnya sebuah fosil untuk pengetahuan generasi penerus.
Sehingga, kegiatan penyelundupan dan perdagangan fosil secara ilegal tidak ada lagi di Sangiran.
Sumber:
www.sragenkab.go.id, asosiasimuseumindonesia.org, kebudayaan.kemdikbud.go.id, dan lib.unnes.ac.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.