Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Otopsi Ulang Jenazah Brigadir J Lebih Rumit?

Kompas.com - 28/07/2022, 19:00 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Penulis

KOMPAS.com - Upaya mencari bukti-bukti baru terkait kematian Brigadir J terus dilakukan.

Salah satunya dengan menggelar otopsi ulang jenazah Brigadir J, Rabu (27/7/2022). Tim forensik akui bahwa proses otopsi ulang lebih rumit daripada otopsi jenazah baru.

"Namun kalau sudah diotopsi pertama, kemudian diotopsi lagi, bisa jadi organ sudah tidak tersusun rapi. Dan untuk mencari arah proyektil (peluru) akan lebih rumit," kata Ketua tim dokter forensik, Ade Firmansyah Sugiharto, Rabu (27/7/2022).

Baca juga: Hasil Otopsi Ulang Jadi Patokan Penyidikan, Ayah Brigadir J: Apapun Hasilnya Kita Berlapang Dada

Sementara itu, psikolog forensik dari Unversitas Gadjah Mada (UGM) Arif Nurcahyo, menjelaskan, tujuan otopsi ulang adalah melengkapi dan menjadi pembanding dari hasil otopsi sebelumnya.

Baca juga: Keluarga Tunjuk 2 Anggota Keluarga Awasi Langsung Otopsi Brigadir J

"Prinsip otopsi ulang sebenarnya adalah melengkapi otopsi yang sudah dilakukan sebelumnya atau sebagai pembanding. Makanya, tim yg melakukan otopsi ulang berbeda dengan tim sebelumnya," kata Arif kepada Kompas.com, Rabu (27/7/2022).

Pendekatan scientific crime investigation

Ilustrasi otopsi jenazah.SHUTTERSTOCK/ESB Professional Ilustrasi otopsi jenazah.

Dalam kasus kematian Brigadir J, kata Arif, pelaksanaan otopsi ulang juga merupakan bukti dari komitmen Kapolri Jenderal Listyo Sigit untuk menerapkan pendekatan scientific crime investigation (SCI).

"Selain melengkapi pembuktian terhadap penyidikan kasus hilangnya nyawa Brigadir J, pendekatan scientific crime investigation adalah sebagai jawaban terhadap dinamika perkembangan kasus polisi menembak polisi dan berbagai opini masyarakat," katanya.

Harapannya, dengan pendekatan SCI itu, hasil identifikasi korban akan lebih detail, ilmiah dan akurat.

 

Bukti-bukti baru tersebut, kata Arif, tentunya akan menjadi titik terang bagi penyidik untuk mengungkap kasus kematian Brigadir J.

"Ada pepatah mengatakan, sepanjang kita bisa mengidentifikasi korban dengan baik dan benar, dia akan berbicara siapa pembunuh yang sesungguhnya. Dalam perspektif psikologi, ketika pembunuhan menjadi korban maka pelaku tentu memiliki relasi khusus dengan korban," pungkasnya.

Seperti diketahui, Ade menjelaskan, hasil otopsi ulang akan keluar sekitar 4-8 pekan. Alasannya, kata Ade, ada beberapa bagian luka yang butuh pemeriksaan mikroskopis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Regional
Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Regional
19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

Regional
Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Regional
Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Regional
Cemburu Pacarnya 'Di-booking', Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Cemburu Pacarnya "Di-booking", Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Regional
Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com