Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Legenda Ciung Wanara dan Pesan Moral, Cerita Rakyat Sunda

Kompas.com - 27/07/2022, 22:19 WIB
Dini Daniswari

Editor

Bondan Sarati senang mengadu ayam, hampir setiap hari ia menyelenggarakan sayembara sambung ayam.

Suatu hari, Bondan Sarati menyuruh anak tirinya, Hariang Banga (anak selir Dewi Pangreyep) menyelenggarakan sambung ayam dengan hadiah Kerajaan Galuh.

Bondan Sarati optimis bahwa ayam miliknya tidak akan kalah.

Ciung Aanara yang mendengar pengumuman itu tertarik untuk turut ikut sayembara. Ia meminta izin Aki Balangantrang yang kemudian memberikan izin.

Pertarungan ayam milik Ciung Wanara dan Bondan Sarati sangat menarik perhatian penonton. Akhirnya, ayam milik Bondan Sarati kalah hingga tak berkutik lagi.

Menyadari kekalahannya, Bondan Sarati ingkar janji dan meminta pasukannya menangkap Ciung Wanara.

Ciung Wanara bahkan dimasukkan ke dalam kerangkeng, namun ia mampu membalikkan kondisi menjadikan Bondan Sarati yang masuk ke dalam kerangkeng.

Hariang Banga yang melihat kejadian itu marah dan menyerang Ciung Wanara.

Perkelahian itu dilerai oleh Ua Lengser yang dalam hati bertanya-tanya siapa anak muda yang wajahnya mirip Raja Galuh Adimulya Sanghiang Cipta Permana Dikusumah.

Ua lengser memberikan penghormatan kepada Ciungwanara setelah mengetahui bahwa pemuda itu adalah bayi yang dihanyutkan.

Baca juga: Cerita Singkat Roro Jonggrang: Jumlah Candi, Patung, dan Kutukan Bandung Bondowoso

 

Penghormatan itu diikuti oleh Hariang Banga, saudara seayah namun berbeda ibu.

Akhirnya, semua orang di Kerajaan Galuh mengetahui bahwa Ciung Wanara adalah keturunan Raja Galuh.

Ia berhak atas tahta kerajaan dan pewaris ayahnya Adimulya Sanghiang Cipta Permana Dikusumah.

Kemudian, Hariang Banga diberikan kekuasaan untuk mendirikan Kerajaan Majapahit di daerah Jawa Tengah serta menjadi raja di sana.

Ciung Wanara menjadi raja di Kerajaan Galuh. Ia memiliki pendamping yang bernama Kencana Wangi dan seorang putri yang bernama Dewi Ayu Purbasari.

Pesan Moral Legenda Ciung Wanara

Perbuatan buruk akan mendapatkan balasan keburukan di masa yang akan datang. Sementara, perbuatan baik akan mendatangkan kesuksesan dan kebahagiaan di masa datang.

Sumber:

https://jurnal.unigal.ac.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com