LEBAK, KOMPAS.com - Saskia (16) tergepoh-gepoh masuk ke pelataran ke Masjid Agung Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, Rabu (27/7) menjelang siang.
Ibunya yang mendampinginya mengingatkan anaknya agar berhati-hati saat berlari. Saskia yang merupakan seorang penyandang tunanetra begitu semangat datang ke sini untuk belajar Al Quran braille.
Saskia datang dari Maja sekitar setengah jam perjalanan dari Rangkasbitung demi memenuhi hasrat belajar membaca Al Quran.
Ini adalah hari kedua dia belajar. Hingga kini, dia sudah belajar Iqro braille hingga bab sembilan. Saskia mengaku sangat antusias belajar karena ingin mengejar cita-citanya kelak.
"Karena ingin jadi ustadzah dan guru," kata Saskia kepada Kompas.com di Masjid Agung Rangkasbitung, Rabu.
Sebelum belajar di Masjid Agung dia sudah belajar Al Quran Braille dari seorang pendamping di kediamannya.
Namun, dia merasa itu belum cukup, sehingga ingin lebih banyak belajar dari guru-guru yang lain.
Baca juga: Kisah Edi Penyandang Tunanetra Jadi Instruktur Teknik Informatika hingga Raih Banyak Prestasi
Saskia mengalami tunanetra saat berusia delapan tahun, sebelumnya dia bisa melihat sebagaimana orang normal lain. Namun karena satu penyakit, dia kehilangan indera penglihatan.
Hal tersebut tidak membuat dirinya kehilangan semangat untuk terus belajar. Dia mengatakan kendati tidak bisa melihat dia masih tetap bisa mengejar impiannya.
"Sekarang sekolah kelas dua SMA Khusus, nanti mau lanjut kuliah dan jadi guru," kata dia.