Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/07/2022, 08:50 WIB
Dita Angga Rusiana

Editor

KOMPAS.com - K (24) tidak hanya menjadi korban mutilasi dari Imam Sobari (32). Pada tahun 2016, Kholidatunnimah juga menjadi korban pencabulan Sobari. 

Akibat pencabulan tersebut, terlahir seorang anak laki-laki yang kini berumur 5 tahun.

Atas perbuatannya tersebut Sobari mendekam dipenjara selama enam tahun di Lapas Tegal dan bebas Desember 2021.

Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi mengatakan, peristiwa itu terjadi saat korban masih bersekolah.

"Saat kasus tersebut terjadi, korban masih bersekolah SMP. Keluarga korban yang melaporkan karena tak terima dengan perbuatan tersangka," katanya di Mapolres Semarang, Selasa (26/7/2022).

Baca juga: Polisi: Penyebab Kematian Korban Mutilasi di Ungaran karena Dicekik dan Dianiaya

Setelah keluar penjara, Sobari diketahui kembali mencari korban. Sobari mengaku masih mencintai korban dan berharap bisa kembali bersama.

Dia juga mengaku telah memberi barang untuk anaknya dengan Kholidatunnimah.

"Saya masih cinta Pak, kami saling sayang. Saya juga sering memberi barang untuk anak kami," kata Sobari.

Namun ajakan itu tampaknya ditolak oleh korban sehingga Sobari sakit hati. Hal itu membuat Sobari nekat mencekik korban hingga tewas. Kemudian melakukan mutilasi pada jasad Kholidatunnimah. 

Bahkan setelah melakukan aksinya, Sobari sempat pulang ke Tegal untuk menemui orangtua korban. Dia juga sempat menanyakan anaknya. 

Ayah korban, Aswirto membenarkan bahwa anaknya pernah menjalin kasih dengan pelaku. Dia menduga pelaku mencoba untuk mengajak anaknya kembali bersama. 

"Dulunya itu mantan. Satu kampung kenal dari kecil. Mungkin pelaku datang ke sana (Ungaran) dan minta balikan, padahal anak saya sudah ada suaminya. Mungkin dipaksa dan anak saya enggak mau. Akhirnya pelaku marah," kata Aswirto.

Sebelumnya, Aswirto mengungkapkan, saat berpacaran waktu SMA, terdapat permasalahan yang tak bisa diselesaikan secara kekeluargaan.

"Musyawarah keluarga juga tidak ketemu solusinya. Akhirnya saya laporkan, dan masuk penjara. Kemungkinan minta bersambung lagi, kemungkinan, tapi anak saya sudah punya suami," kata Aswirto.

Aswirto tak menyangka pelaku tega membunuh anaknya setelah keluar dari penjara. Apalagi, dirinya dan keluarga menerima baik pelaku saat berkunjung bertamu.

‎"Saya berharap pelaku dihukum seberat-beratnya," pungkas Aswirto. (Penulis: Kontributor Ungaran Dian Ade Permana, Kontributor Tegal Tresno Setiadi| Editor Ardi Priyatno Utomo)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Jubir Timnas Amin, Zulkieflimansyah, Hadiri Kampanye Ganjar di Mataram

Jubir Timnas Amin, Zulkieflimansyah, Hadiri Kampanye Ganjar di Mataram

Regional
Mahasiswa Disabilitas Mataram Tanya ke Ganjar soal Perhatian Pendidikan Inklusi

Mahasiswa Disabilitas Mataram Tanya ke Ganjar soal Perhatian Pendidikan Inklusi

Regional
Kembali ke Kupang, Brimob Polda NTT Korban Penembakan di Papua Dibawa ke RS

Kembali ke Kupang, Brimob Polda NTT Korban Penembakan di Papua Dibawa ke RS

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pengantin Wanita Ungkap Tak Cinta Calon Suami Saat Pemberkatan | Siswi Melahirkan di Kelas

[POPULER NUSANTARA] Pengantin Wanita Ungkap Tak Cinta Calon Suami Saat Pemberkatan | Siswi Melahirkan di Kelas

Regional
Viral, SD di Sidoarjo Terapkan Jam Tidur Siang di Kelas, Siswa Lebih Bugar dan Konsentrasi Belajar

Viral, SD di Sidoarjo Terapkan Jam Tidur Siang di Kelas, Siswa Lebih Bugar dan Konsentrasi Belajar

Regional
Kronologi Pelajar SMK Tewas Dibunuh Teman Sekolah di Kepahiang, Pelaku Tersinggung Ibunya Diejek

Kronologi Pelajar SMK Tewas Dibunuh Teman Sekolah di Kepahiang, Pelaku Tersinggung Ibunya Diejek

Regional
Gara-gara Komentar 'Halo Jagoan' di Medsos, Mahasiswa di Tarakan Babak Belur Dianiaya 3 Temannya

Gara-gara Komentar "Halo Jagoan" di Medsos, Mahasiswa di Tarakan Babak Belur Dianiaya 3 Temannya

Regional
Debat Cawapres Ditiadakan, Ganjar: Saya Siap untuk Skenario Apa Pun

Debat Cawapres Ditiadakan, Ganjar: Saya Siap untuk Skenario Apa Pun

Regional
Walkot Semarang Ungkap Longsor di Jalan Dewi Sartika Imbas Pertambangan

Walkot Semarang Ungkap Longsor di Jalan Dewi Sartika Imbas Pertambangan

Regional
Kapolda NTT Bakal Tindak Anggota Ormas Penganiaya Mahasiswa Papua Saat Demo di Kupang

Kapolda NTT Bakal Tindak Anggota Ormas Penganiaya Mahasiswa Papua Saat Demo di Kupang

Regional
Sebelum Manggung, Air Supply Jadi Tamu Istimewa di Istana Mangkunegaran

Sebelum Manggung, Air Supply Jadi Tamu Istimewa di Istana Mangkunegaran

Regional
Longsor di Magelang Telan Satu Korban Jiwa, 1 Orang Terluka, dan 3 Motor Remuk

Longsor di Magelang Telan Satu Korban Jiwa, 1 Orang Terluka, dan 3 Motor Remuk

Regional
Bertemu Gen Z di Mataram, Ganjar Cerita Habiskan 3 Ekor Ayam Taliwang

Bertemu Gen Z di Mataram, Ganjar Cerita Habiskan 3 Ekor Ayam Taliwang

Regional
Gempa M 5,0 Guncang Maluku Tengah, Berpusat di Laut

Gempa M 5,0 Guncang Maluku Tengah, Berpusat di Laut

Regional
Jadwal dan Harga Tiket DAMRI Jakarta-Purwokerto PP

Jadwal dan Harga Tiket DAMRI Jakarta-Purwokerto PP

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com