SOLO, KOMPAS.com - Buntut bentrok oknum suporter Persis Solo di Yogyakarta, Kepolisian Resor Kota (Polresta) Solo memanggil perwakilan sejumlah suporter Laskar Sambernyawa.
Pemanggilan ini dilaksanakan di Markas Polresta Solo, pada Selasa (26/7/2022), sekitar pukul 15.00 hingga 16.30 WIB. Koordinator suporter yang hadir yakni dari Pasoepati, Garis Keras Sambernyawa, Ultras 1923, dan Surakartans 1923.
Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Solo Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Ade Safri Simanjuntak, menjelaskan pemanggilan ini bersifat silaturahmi dan evaluasi terjadinya kericuhan suporter di Yogyakarta, pada Minggu (24/7/2022).
Baca juga: Tukang Parkir Kritis, Jadi Korban Salah Sasaran Suporter di Yogyakarta
"Intinya agar kejadian atau insiden bentrok melibatkan massa suporter di wilayah Yogyakarta kemaren, agar tidak terulang," kata Ade Safri Simanjuntak, Selasa (26/7/2022).
Lanjut Kapolresta, ada beberapa rekomendasi dari pihak kepolisian agar tidak terjadi kejadian serupa. Mulai dari sistem pengaman pergerakan massa fans untuk mendukung Persis Solo, khususnya dalam pertandingan tandang.
"Untuk pengamanan, dan pengawalan massa supporter saat berangkat maupun kembalinya, serta Polresta Solo akan secara aktif berkoordinasi dengan Polres jajaran wilayah yang dilalui rute keberangkatan dan kepulangannya oleh massa suporter," jelas Ade.
Kapolresta meminta beberapa titik atau spot keberangkatan para supporter diberlakukan menjadi satu titik untuk memudahkan pengawasan, pengamanan dan pengawalan.
Selama proses pengawalan ini, para suporter diharapkan mematuhi aturan lalu lintas yang berlaku serta mengikuti arahan dan rute yang telah disepakati.
"Para Korlap (koordinator lapangan) atau koordinator massa supporter agar mengoptimalkan peran dan fungsinya untuk pengendalian massa supporter selama dalam perjalanan (pulang dan kembali)," jelasnya.
Baca juga: Ulah Oknum Suporter Persis Solo Setitik, Waswas Pemilik Pelat AD Sebelanga
"Menjaga nama baik Kota Solo ketika berkunjung ke daerah lain. Tunjukkan bahwa kita ini suporter yang baik, santun dan bertanggung jawab," lanjutnya.
Sementara itu, selama pemanggilan ini, Presiden Pasoepati Maryadi Gondrong mengatakan adanya pembahasan beberapa evaluasi saat terjadinya kericuhan suporter di Yogyakarta, pada Minggu (24/7/2022) lalu.
"Dari pertemuan para koordinator ini, diharapkan kejadian di Yogyakarta tidak terulang kembali," kata Maryadi, Selasa (26/7/2022).
Baca juga: Polisi Tetapkan 5 Tersangka Peristiwa Keributan Suporter di Sleman
"Saling menjaga keharmonisan antar suporter dan kepolisian. Kalau ada insiden serupa untuk saling mengingatkan," lanjutnya.
Sedangkan terkait wacana blacklist oknum suporter yang terlibat dalam kericuhan itu. Maryadi mengaku mendukung wacana tersebut asalkan adanya pengaturan sistem yang jelas.
"(Blacklist oknum suporter) sepakat untuk pembelajaran kita sudah dewasa jangan kayak gitu terus. Tapi caranya blacklist gimana? Itu kan oknum, beda sistemnya, kalau bisa seperti di luar negeri," katanya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.