Gasing memiliki penyebutan yang berbeda-beda di setiap daerah, seperti Jawa Barat dan Jakarta menyebut dengan gasing atau panggal, dan Lampung dengan pukang.
Kalimantan Timur menyebut permainan gasing dengan begasing, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat dengan maggasing, Maluku dengan apiong, Lombok dengan gangsing, Bolaang Mongondow (Sulawesi Selatan) dengan paki, Jawa Timur dengan kekehan, dan lain sebagainya.
Umumnya, permainan gasing adalah terbuat dari kayu yang dimainkan dengan menggunakan tali yang terbuat dari kulit pohon.
Gasing dibuat menggunakan kayu pilihan dengan ciri berupa kayu keras dan kuat.
Namun sekarang untuk mencari bahan gasing yang baik sangat sulit, sehingga beberapa kayu dilem menjadi satu. Kayu yang digunakan, seperti mahoni, cemara,tanduk, serta lemo.
Gasing dapat dimainkan dengan cara yang sederhana.
Baca juga: Permainan Gasing Perlu Dilestarikan
Cara memainkan gasing adalah tali dililitkan di bagian atas gasing, kemudian gasing dilempar dan akan berputar karena tali ditarik kembali setelah dilempar. Gasing akan berputar mengikuti ikatan tali itu.
Biasanya, gasing dimainkan secara berkelompok atau satu lawan satu.
Gasing yang paling lama berputar adalah pemenangnya
Gasing memiliki beragam bentuk, seperti gasing paku berindu, gasing kayu, gasing buah parah, gasing bambu, gasing alumunium, maupun gasing pinang.
Gasing kayu merupakan gasing yang berbentuk seperti buah bengkuang, di bagian atasnya diberi kepala sebagai tempat pemutar tali dan di bagian bawahnya diberi paku atau besi.
Gasing buah parah terbuat dari biji karet yang kerap disebut buah parah oleh Suku Melayu Bengkulu.
Gasing bambu terbuat dari bambu. Gasing pinang terbuat dari buah pinang dan lidi bambu. Sedangkan, gangsing alumunium yang lebih moderen terbuat dari alumunium dan benang.
Permainan gasing di tengah masyarakat mulai kurang dikenal. Permainan gasing banyak muncul di berbagai festival maupun tradisi.
Baca juga: Pantai Pink Sampai Festival Gasing, Potensi Wisata NTB
Festival Danau Sentarum di Lanjak Kapuas Gulu, Kalimantan Barat menggunakan gasing sebagai ajang perlombaan gasing.
Di Bali Utara, lomba gangsing dilakukan di daerah desa Gobleg. Gangsing digunakan sebagai perekatan antara desa.
Di Bengkulu, gasing dimainkan menjelang 1 Muharram, sedangkan di Demak dimainkan untuk memohon hujan.
Sumber:
student-activity.binus.ac.id, www.bbc.com, dan disbud.bulelengkab.go.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.