Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Fakta Baru dari Keluarga Brigadir Joshua

Kompas.com - 25/07/2022, 09:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DUA jam perjalanan dengan medan yang cukup berat dari Kota Jambi menuju ke Sungai Bahar di Kabupaten Muaro Jambi. Jaraknya hanya hampir 100 kilometer, tapi medan yang dilalui cukup menantang. Saya berhasil mewawancarai ayah dan ibu dari Brigadir Nofriyansyah Joshua Hutabarat yang belum pernah diwawancarai sebelumnya.

Berdasarkan keterangan resmi polisi, Brigadir Joshua (sering disingkat sebagai Brigadi J) tewas dalam baku tembak dengan seorang polisi lain di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan pada 8 Juli 2022. Namun pihak keluarga meragukan keterangan itu karena adanya sejumlah kejanggalan.

Perjalanan saya dimulai dari Kota Jambi dengan menyusuri Jalan Lintas Timur Sumatera (Jalintim) ke arah selatan Pulau Sumatera. Saya bersama dengan tim dari program AIMAN, sebuah acara di Kompas TV yang tayang setiap Senin pukul 20.30 WIB malam hari.

Baca juga: Jadwal Otopsi Ulang Brigadir J Rabu Ini, 7 Anggota Keluarga Dilibatkan Langsung

Setelah sekitar 40 kilometer menyusuri Jalan Lintas Timur Sumatera yang mulus aspalnya, kami berbelok ke wilayah eks transmigrasi, ke arah Kecamatan Sungai Bahar di Kabupaten Muaro Jambi. Dari sinilah "perjuangan" dimulai. Sekitar 40-50 kilometer berikutnya, kami harus menyusuri jalan dengan medan sebagian tanah dan sebagian lagi aspal yang rusak dan berlubang. Betul-betul mobil dan isi perut terkocok maksimal. Terkadang hingga keringat dingin muncul, akibat rasa mual yang coba ditahan.

Beruntung kami semua sudah makan terlebih dahulu. Bisa dibayangkan masuk ke wilayah jalan ini dengan perut kosong.

Setelah menyusuri melewati lembah, sungai, dan sumur eksplorasi Pertamina, tibalah kami di sebuah kota kecil di tengah kampung eks transmigrasi bernama Kecamatan Sungai Bahar.

Wawancara di rumah guru SD

Kami melihat sebuah kompleks sekolah dasar (SD). Di kompleks ini ada sebuah rumah yang ditempati seorang guru SD bernama Rosti Simanjuntak. Rosti sudah puluhan tahun jadi guru SD 074 Sungai Bahar.

Rosti adalah ibunda dari Brigadir Polisi Nofriyansyah Joshua Hutabarat. Rosti bersedia untuk diwawancara. Saat itu, tidak hanya ada Rosti, tetapi seisi rumah mungil guru SD di lingkungan sekolah itu. Ada sejumlah bibi Joshua, adik dan kakak Joshua juga ada.

Joshua merupakan putra pertama Rosti. Joshua memiliki satu kakak perempuan, dan dua adik, masing-masing perempuan dan laki-laki. Adik laki-lakinya bernama Reza Hutabarat. Reza juga anggota polisi dan baru saja dipindahkan untuk bertugas di Polda Jambi.

Saya beberapa kali melihat Reza membantu bibi dan ibunya untuk berkoordinasi dengan keluarga. Sesekali Reza juga membantu menenangkan sang ibu yang masih dirundung kesedihan.

Saya berkeliling di rumah keluarga Brigadir Joshua, melihat satu per satu foto mendiang Joshua. Ada satu foto yang membuat saya tersentak, saat dia memegang senapan otomatis laras panjang lengkap dengan rangkaian pelurunya menjulang panjang.

Saya tanyakan ke ayahnya soal foto ini. Sang ayah menceritakan bahwa Yosua adalah lulusan terbaik sekolah Brimob di Watukosek, Pasuruan, Jawa Timur. Dia juga merupakan penembak jitu yang beberapa kali ditempatkan di sejumlah daerah konflik untuk keperluan pengamanan.

Saya mencoba untuk merangkai keterangan yang disampaikan polisi sebelumnya, yaitu bahwa Joshua menembak tujuh kali ke arah Bharada Eliezer tetapi tidak mengenai sasaran sekalipun. Sementara tamtama Bharada Eliezer menembak hanya lima kali dan semua tembakannya mengenai tubuh Joshua.

Lutut kanan Joshua tak bisa diluruskan

Ada pula cerita soal peti mati Brigadir Joshua yang tidak boleh dibuka saat pertama kali tiba di rumah duka. Bagaimana sesungguhnya cerita ini dan bagaimana bisa tersebar video yang menunjukkan pelarangan itu, padahal semua ponsel dilarang untuk digunakan kala itu?

Salah satu bibi Yosua, Rohani Simanjuntak mengatakan bahwa ada kerabatnya yang lain, yang diam-diam merekam situasi itu, dari bagian belakang tubuhnya, tepatnya sejajar dengan lutut. Akhirnya lengkaplah gambar tersebut dan langsung disebarkan ke seluruh keluarganya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dialog RI-China di Labuan Bajo NTT, Indonesia Usulkan Program Pelabuhan Karantina Kembar

Dialog RI-China di Labuan Bajo NTT, Indonesia Usulkan Program Pelabuhan Karantina Kembar

Regional
Kronologi Mobil Terbakar di Jalan Sumbawa dan Terjun ke Jurang

Kronologi Mobil Terbakar di Jalan Sumbawa dan Terjun ke Jurang

Regional
Di Acara Halalbihalal, Kadis Kominfo Sumut Ajak Jajarannya Langsung Fokus Bekerja

Di Acara Halalbihalal, Kadis Kominfo Sumut Ajak Jajarannya Langsung Fokus Bekerja

Regional
Pemkot Tangerang Ingin Bangun Lebih Banyak Community Center yang Multifungsi

Pemkot Tangerang Ingin Bangun Lebih Banyak Community Center yang Multifungsi

Kilas Daerah
BMKG Prediksi Gelombang Tinggi dan Hujan Lebat di Wilayah Papua dan Maluku

BMKG Prediksi Gelombang Tinggi dan Hujan Lebat di Wilayah Papua dan Maluku

Regional
Rumah Terbakar di Kampar, Korban Sempat Selamatkan Sepeda Motor Saat Tabung Gas Meledak

Rumah Terbakar di Kampar, Korban Sempat Selamatkan Sepeda Motor Saat Tabung Gas Meledak

Regional
Berpotensi Jadi Tersangka, Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Penumpang di Agam

Berpotensi Jadi Tersangka, Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Penumpang di Agam

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

Regional
4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

Regional
Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Regional
Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com