Menurut keterangan Sapri, dia bersama rekannya, masing-masing membawa perahu meninggalkan KTT sejak Rabu pekan lalu.
Baca juga: Menjala Udang, Seorang Nelayan Hilang Diduga Diserang Buaya
Seperti biasanya saat beraktivitas menjala udang di sungai, mereka selalu menjaga jarak sekitar 100 meter, agar tidak berhimpitan dan bisa tetap saling berkomunikasi.
"Kali ini jarak kita juga sekitar 100 meteran. Kita bertiga menjala udang di areal nipah. Kita terhalang tanjung sehingga tidak melihat kejadian pastinya. Tapi kami yakin teman kami jatuh setelah diserang buaya," ujar Sapri saat dihubungi.
Dugaan tersebut, lantaran terdapat patahan di bagian ring pada perahu korban yang hanyut. Menurutnya, mereka memang kerap melihat kemunculan buaya dengan berbagai ukuran di wilayah perairan itu.
"Kami mengira yang menyerang teman kami buaya berukuran lumayan besar. Karena tidak mungkin kayu bagian perahu sampai patah begitu," kata Sapri.
Terpisah, Kepala Seksi operasi SAR Tarakan Dede Hariana membenarkan korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan akibat dimangsa buaya.
Awalnya, kata dia, ditemukan jala milik korban sekitar 100 meter dari lokasi kejadian. Lalu, sekitar pukul 11.10 Wita, tim SAR gabungan menemukan potongan tubuh korban radius empat kilometer dari lokasi kejadian.
Baca juga: 6 Hari Hilang, Jasad Pria yang Jatuh dari Jembatan Sungai Tabur Ditemukan di Dalam Perut Buaya
"Hingga pukul 14.00 wita, personel melakukan searching untuk menemukan potongan tubuh korban yang belum ditemukan sampai pukul 15.00 wita. Dengan telah ditemukan dan teridentifikasinya target pencarian, maka operasi SAR diusulkan ditutup dan personel dikembalikan ke kesatuan masing masing," ujarnya melalui pesan tertulis.
Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Nunukan, Ahmad Dzulviqor | Editor Dheri Agriesta)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.