Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus "Bullying" yang Tewaskan Siswa SD di Tasikmalaya, KPAI Menduga Pelaku Terpapar Konten Pornografi

Kompas.com - 24/07/2022, 06:06 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Kasus perundungan yang dialami anak berinisial FH berusia 11 tahun di Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat, menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia tergolong berat dan kompleks lantaran korban mengalami kekerasan secara fisik, seksual, dan psikologis.

Dengan landasan ini, KPAI menilai kasus tersebut harus dibawa ke ranah hukum agar tidak terulang di masa mendatang -mengingat anak merupakan apa yang disebut KPAI, "peniru ulung".

Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat menyatakan telah memeriksa sebanyak 15 orang terkait peristiwa perundungan yang disertai tindakan asusila ini.

Baca juga: Perundungan Bocah SD di Tasikmalaya, Disdikbud Minta Guru dan Kepala Sekolah Awasi Murid

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jasra Putra, mengaku miris dengan kasus yang menimpa bocah laki-laki kelas V sekolah dasar tersebut.

Apa yang terjadi pada korban menunjukkan perundungan di kalangan anak-anak semakin berat dan kompleks.

Menurut pengamatannya, korban setidaknya mengalami kekerasan fisik, seksual, dan psikologis. Dugaan itu merujuk pada video berdurasi 50 detik yang tersebar di media sosial.

Di video itu, dua pelaku terlihat memegangi kaki kucing. Kemudian pakaian si anak dilucuti lalu dipaksa berhubungan badan dengan hewan itu.

Baca juga: Kasus Perundungan Anak di Tasikmalaya, Jokowi: Jangan Sampai Terjadi Lagi

"Jadi kemaluan si anak kelihatan di video itu beserta tangan para pelaku. Lalu ada suara-suara tertawa. Hanya saja wajah mereka tidak kelihatan," ujar Jasra Putra kepada Quin Pasaribu yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Jumat (22/7).

Video itu, kata dia, tadinya tersebar di WhatsApp warga kampung setempat hingga kemudian diunggah ke media sosial.

Dari situlah, perilaku korban berubah.

"Karena si anak tahu dia viral, dia malu dan mengalami goncangan psikis yang luar biasa sehingga tidak mau makan dan kondisi fisik menurun," kata dia.

Baca juga: Diagnosis Dokter soal Bocah SD di Tasikmalaya Meninggal Usai Dirundung: Kejiwaan Korban Tertekan

Apa penyebab korban meninggal?

Ilustrasi bullyingshironosov Ilustrasi bullying
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan RSUD SMC Kabupaten Tasikmalaya, Adi Widodo, mengatakan sebelum meninggal korban sempat dirawat di rumah sakit.

Dari hasil pemeriksaan medis, korban mengalami suspect depresim thypoid, dan ensefalopati atau peradangan otak.

"Karena komplikasi tifus juga ada suspect episode depresi atau gangguan ensefalopati kejiwaan," jelas Adi Widodo seperti dilansir Kompas.com.

"Namun untuk faktor internalnya karena komplikasi demam, meski petugas medis juga berupaya melakukan upaya tapi nyawanya tak tertolong saat itu," kata dia.

Baca juga: RSUD SMC Ungkap Penyebab Meninggalnya Bocah SD di Tasikmalaya: Depresi, Thypoid, dan Peradangan Otak

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Regional
30 Ibu Muda di Serang Jadi Korban Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

30 Ibu Muda di Serang Jadi Korban Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Dua Pengusaha Rugi Hampir 1 Miliar

Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Dua Pengusaha Rugi Hampir 1 Miliar

Regional
Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Regional
Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Regional
Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Regional
Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Regional
Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Regional
Lansia Terseret Banjir Bandang, Jasad Tersangkut di Rumpun Bambu

Lansia Terseret Banjir Bandang, Jasad Tersangkut di Rumpun Bambu

Regional
Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Regional
Disebut Masuk Bursa Pilgub Jateng, Sudirman Said: Cukup Sekali Saja

Disebut Masuk Bursa Pilgub Jateng, Sudirman Said: Cukup Sekali Saja

Regional
Bupati dan Wali Kota Diminta Buat Rekening Kas Daerah di Bank Banten

Bupati dan Wali Kota Diminta Buat Rekening Kas Daerah di Bank Banten

Regional
Pengusaha Katering Jadi Korban Order Fiktif Sahur Bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Rp 960 Juta

Pengusaha Katering Jadi Korban Order Fiktif Sahur Bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Rp 960 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com