KOMPAS.com - Kerajaan Banten muncul sejalan dengan perluasan Kerajaan Demak ke daerah barat.
Pada tahun 1524-1525 Masehi, Sunan Gunung Jati bersama dengan pasukan Demak merebut pelabuhan Banten dari Kerajaan Sunda, kemudian mereka mendirikan Kerajaan Banten.
Banten atau pernah dikenal dengan sebutan Bantam merupakan daerah pelabuhan yang sangat ramai. Banten merupakan salah satu pelabuhan Kerajaan Sunda.
Kerajaan Banten mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Abu Fatah Abdulfatah atau dikenal dengan nama Sultan Ageng Tirtayasa.
Saat itu, pelabuhan Banten telah menjadi pelabuhan internasional dan ekonomi Banten berkembang pesat.
Wilayah Kerajaan Banten adalah meliputi sisa Kerajaan Sunda yang tidak direbut oleh Kerajaan Mataram dan wilayah yang sekarang menjadi Provinsi Lampung.
Baca juga: Kerajaan Banten: Sejarah, Masa Kejayaan, Kemunduran, dan Peninggalan
Pada Piagam Bojong menunjukkan bahwa pada tahun 1500-1800 M, Lampung telah dikuasai Kerajaan Banten.
Saat Kerajaan Baten dibawah kepemimpinan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1683), Banten mampu menjadi pusat perdagangan dan dapat menyaingi VOC di perairan Jawa, Sumatera, serta Maluku.
Sultan Ageng Tirtayasa yang ingin memperluas daerah kekuasaannya mendapat hambatan dan dihalang-halangi VOC yang bermarkas di Batavia.
Untuk memuluskan langkah VOC, putra Sultan Ageng Tirtayasa yang bernama Sultan Haji ditugasi untuk menggantikan kedudukan Kerajaan Banten.
Karena dengan kejayaan Sultan Banten, tentu tidak menyenangkan VOC. Sebab, VOC selalu berusaha menguasai Kerajaan Banten.
VOC berhasil membujuk Sultan Haji sehingga ia berselisih paham dengan ayahnya, Sultan Ageng Tirtayasa.
Dalam menghadapi perlawanan dengan ayahnya, Sultan Haji meminta bantuan dari VOC.
Kemudian sebagai imbalan, Sultan Haji akan menyerahkan penguasaan daerah Lampung kepada VOC.
Akhirnya pada tanggal 7 April 1682, Sultan Ageng Tirtayasa disingkirkan dan Sultan Haji dinobatkan menjadi Sultan Banten.
Baca juga: Sejarah Berdirinya Kerajaan Banten