Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Selokan Mataram nan Legendaris yang Membelah Kota Yogyakarta, Dibangun oleh Ribuan Orang

Kompas.com - 23/07/2022, 11:12 WIB
Rachmawati

Editor

 

Legendaris dan memiliki nilai sejarah

Selokan Mataram sarat nilai sejarah sehingg ditetapkan sebagai cagar budaya.

Keberadaan Selokan Mataram tak lepas dari peran mendiang Sultan Hamengkubuwono IX, Raja Keraton Yogyakarta yang dilantik pada 18 Maret 1940.

Guru Besar Teknik Sipil UGM Budi Santosa Wignyosukarto dalam sebuah diskusi terkait saluran legendaris itu, beberapa waktu lalu, menjelaskan bahwa Sultan resah dengan masuknya Jepang ke wilayahnya pada 1942.

Keresahan itu muncul lantaran Jepang menjalankan program kerja paksa atau romusha di sekitar Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Baca juga: Kisah Para Pelapak Buku Legendaris sejak Tahun 1990-an di Stadion Undip Semarang

Sultan kemudian mengajukan usul mengerahkan ribuan rakyatnya untuk membangun selokan Mataram. Selokan ini sebetulnya sudah ada sejak 1588 kendati bentuknya hanya berupa parit pertahanan dan tidak sepanjang sekarang ini dan dialiri air.

Sultan terinspirasi Sunan Kalijaga yang menyatakan Yogyakarta akan subur dan rakyatnya sejahtera jika aliran Progo dan Opak bisa bersatu.

Sebelumnya, Raja Joyoboyo dari Kerajaan Kediri yang berkuasa pada 1135-1159 pernah meramalkan, penyatuan dua sungai di tanah Mataram akan memberikan kemakmuran pada rakyatnya. Hal itu diungkapkan Suherman dalam Selokan Mataram dalam Perspektif Sejarah Lokal yang terbit pada 2018.

Kehadiran saluran irigasi tersebut sangat diperlukan untuk menyuburkan wilayah Yogyakarta yang kekeringan. Kala itu rakyat Yogyakarta hanya bisa makan gaplek dan bertanam singkong. Padahal, usulan itu hanya cara Sultan mencegah Jepang menjadikan ribuan rakyatnya sebagai peserta romusha.

Baca juga: Kios Buku Legendaris di Stadion Undip Semarang, Mencoba Bertahan di Era Serba Digital

Sri Sultan Hamengkubuwono IX diambil sumpah jabatan sebagai Wakil Presiden RI pada 24 Maret 1973 di Gedung DPR/MPR RI.Deppen dan Ipphos Sri Sultan Hamengkubuwono IX diambil sumpah jabatan sebagai Wakil Presiden RI pada 24 Maret 1973 di Gedung DPR/MPR RI.
Ide Sultan Hamengkubuwono IX itu tentu saja diloloskan penjajah dan pembangunannya dilakukan pada 1942-1944.

Jepang menamai saluran ini sebagai kanal Yoshihiro, mengacu kepada nama jenderal perang Shimazu Yoshihiro (1535-1619). Ia dikenal karena memimpin 300 pasukannya mengalahkan 3.000 pasukan musuh pada Perang Kizakihira di Kyushu, 1572 lampau.

"Selain berhasil mencegah rakyatnya terjerat romusha, Sultan Hamengkubuwono IX juga menjadikan daerahnya lebih subur karena adanya selokan Mataram ini," ujar Budi.

Budi mengungkapkan, banyak tantangan yang kemudian dihadapi selokan Mataram yang kini menjadi tanggung jawab Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tersebut.

Baca juga: Kisah Mie Atep Belitung, Kuliner Legendaris Sejak 1973

 

"Ada perubahan tata guna lahan pertanian menjadi permukiman maupun industri. Terjadinya kerusakan jaringan saluran tersier, serta air tanah yang semakin susut. Di samping itu terjadi lonjakan populasi dan pengaruh perubahan iklim," ungkapnya.

Ragil Haryanto dari Fakultas Teknik Universitas Diponegoro pada 2015 pernah meneliti perubahan tata guna lahan di selokan Mataram yang mengalir di Kecamatan Depok, Sleman sejauh 2,8 km.

Ia menyebut jika pada tahun 1980 kawasan di tepi aliran adalah persawahan, kebun, dan ladang, namun sejak 1990 kondisinya berubah. Saat itu mulai muncul bangunan kampus, permukiman warga, pertokoan, hingga usaha jasa.

Puncaknya, pada 2005 terdapat total 175 unit bangunan untuk usaha.

Oleh sebab itu, pihak BBWS-SO berupaya melakukan perbaikan sebagai bentuk konservasi untuk memperpanjang umur selokan Mataram.

Baca juga: Mie Nyemek Mbah Imo Jaten, Kuliner Legendaris di Karanganyar Jateng 

 

Pada 1980 mereka membangun talud bagian hulu selokan Mataram sepanjang 10 km. Kemudian, secara berkala melakukan pembersihan semak belukar dan rumput di tepian saluran.

"Selokan Mataram perlu kita jaga karena menjadi ikon peninggalan sejarah di Yogyakarta yang menghubungkan Sungai Opak dan Sungai Progo," tegas Kepala BBWS-SO Dwi Purwantoro.

Tanggap darurat juga pernah diberlakukan BBWS-SO ketika tanggul selokan Mataram di Dukuh Cabeyan, Desa Bligo, ambrol.

Kejadian pada 9 Desember 2021 itu menyebabkan tanggul sepanjang 6 meter dan lebar 2,5 meter itu jebol. Ini akibat tak kuasa menahan derasnya debit air saat hujan turun terus-menerus. Kini, segala upaya dilakukan demi bisa terus mempertahankan eksistensi selokan Mataram sebagai urat nadi pertanian masyarakat Yogyakarta.

SUMBER: Indonesia.go.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berpotensi Jadi Tersangka, Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Penumpang di Agam

Berpotensi Jadi Tersangka, Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Penumpang di Agam

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

Regional
4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

Regional
Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Regional
Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com