Karena harga kopi sangat murah, para petani sempat menebang beberapa pohon untuk diganti dengan tanaman karet.
Kemudian, warga kembali fokus bertani kopi setelah ada sosialisasi tentang potensi kopi oleh Kepala Unit Pembinaan Masyarakat (Binmas) Polres Merauke, Aipda Jasman Tristanto. Jasman berupaya meyakinkan petani tentang keuntungan menanam kopi.
Baca juga: Terungkap, Ini Motif Anggota TNI Tusuk Mayor Beni Arjihans, Kepala RS LB Moerdani Merauke
Kini, kopi muting sudah mendapat pasar. Pesanan datang dari para pemilik warung kopi di Merauke maupun dari luar Merauke. Bahkan, kopi muting telah masuk dalam daftar permintaan ekspor untuk dua negara, yakni Turkiye dan Korea Selatan.
Kopi itu dibanderol Rp 160.000 per kilogram.
Baca juga: Profil Merauke, Ibu Kota Provinsi Papua Selatan
Menjadi primadona
Kopi muting menjadi primadona dalam acara Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi). Kopi itu ikut menghiasi Apkasi Otonomi Expo (AOE) 2022 yang digelar selama tiga hari, 20 hingga 22 Juli 2022, di Jakarta Convention Center Senayan.
UMKM Rumah Kopi D'Waroeng (RKD) menjadi perwakilan dari Kabupaten Merauke dan mengambil bagian dalam memperkenalkan kopi robusta muting.