“Tugas pemerintah pada dasarnya adalah memfasilitasi aspirasi dan harapan masyarakat. Untuk masyarakat adat, mari kita belajar bersama dan ikuti perkembangan zaman, namun tidak lupa akar budaya dan adat istiadat kita. Menjaga kebudayaan kita dapat lestari, terlindungi, termanfaatkan, dan dapat dikembangkan dengan baik,” ujar Kapokja Masyarakat Adat, Julianus Limbeng.
Selama ini, Orang Rimba telah memanfaatkan rotan. Hanya saja hasil hutan bukan kayu ini dijual dalam bentuk batangan, tanpa ada pengolahan.
Penjualan rotan juga dilakukan hanya ketika ada permintaan dari pengumpul. Harga jualnya tergolong rendah.
“Mata pencaharian Orang Rimba bertumpu pada hasil hutan bukan kayu, termasuk rotan. Kini kita berupaya untuk meningkatkan nilai jual dengan mengolah rotan menjadi berbagai produk bernilai ekonomis," kata Koordinator Unit Orang Rimba Taman Nasional Bukit Budabelas KKI Warsi Anggun Nova Sastika.
"Harapannya dapat menjadi sumber ekonomi baru, dan meningkatkan penghasilan Orang Rimba,” tambah dia.
Dalam pelatihan yang dipandu Pengrajin dan pemilik usaha kerajinan rotan Fajar Adenin ini, Orang Rimba dilatih membuat berbagai produk kerajinan, seperti piring, keranjang, dan vas bunga.
Fajar menjelaskan, semua komponen rotan bisa dimanfaatkan untuk kerajinan.
“Jika menjual satu batang rotan, Orang Rimba hanya bisa mendapat uang tidak sampai Rp 5.000. Dengan menganyam 1 batang rotan, bisa mendapatkan uang 10 kali lipat,” kata Fajar.