JAMBI,KOMPAS.com - Sebagian Orang Rimba di Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) terus menambah keahlian untuk bersaing dengan masyarakat luar.
Sebab keahlian berburu dan meramu dalam hutan, kini sudah tidak relevan dengan tingginya laju deforestasi dan hilangnya tutupan hutan.
Untuk memenangkan persaingan dalam ekonomi, Orang Rimba membutuhkan keahlian tambahan. Seperti mengolah hasil hutan menjadi produk-produk rumah tangga yang bernilai guna tinggi.
"Orang rimbo lah tokang," seru belasan Orang Rimba yang mengikuti pelatihan menganyam di kantor lapangan Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi, Selasa (19/7/2022).
Baca juga: Kisah Juliana, Perempuan Orang Rimba Pertama yang Kuliah: Melawan Tradisi Pernikahan Dini
Beraden, salah seorang peserta mengaku belum pernah sebelumnya mendapat pengetahuan dan pelatihan untuk meningkatkan nilai guna hasil hutan, menjadi produk yang diminati pasar.
Untuk itu, Beraden berharap ke depan terus diadakan pelatihan serupa hingga bimbingan pemasaran.
“Semoga ada dukungan pemerintah untuk pengadaan alat-alat untuk menganyam,” tutur Beraden, Orang Rimba dari Kelompok Tumenggung Ngrip.
Baca juga: Cerita Bripda Jeni Melangun ke Hutan Jambi, Ajak Orang Rimba untuk Divaksinasi
Bahan baku rotan, sambung dia, mudah didapat dan akrab dengan Orang Rimba. Biasanya rotan dianyam menjadi ambung, alat pengangkut barang, untuk penggunaan sendiri. Belum ada produk olahan rotan yang dikomersilkan.
Di sisi lain, sumber penghidupan Orang Rimba semakin menipis, akibat terus berkurangnya tutupan hutan.
Hutan merupakan rumah Orang Rimba yang menyediakan kebutuhan Orang Rimba.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.