Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Murid SDN Kepiketik NTT Belajar di Gubuk Reyot, Pindah Ruang Tiap Hujan Lebat

Kompas.com - 20/07/2022, 18:14 WIB
Serafinus Sandi Hayon Jehadu,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MAUMERE, KOMPAS.com - Kondisi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kepiketik di Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) memprihatinkan.

Sekolah yang berada di Desa Mahekelan, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka memiliki empat ruangan kelas.

Dua ruangan sudah permanen. Sementara dua lainnya hanya berupa bangunan reyot dari kayu beratap seng.

Baca juga: Kapal Mati Mesin di Perairan Maumere, 5 ABK Asal Sikka Selamat

Bangunan itu tidak memiliki jendela dan pintu. Dindingnya dari pelupuh penuh lubang. Sebagian bahkan rusak dimakan rayap.

Selain itu beberapa kursi dan bangku sudah tak layak pakai. Konsentrasi para siswa kerap terganggu saat proses belajar mengajar.

Sebab, para siswa saling mengintip di antara cela-cela pelupuh. Bahkan suara mereka terdengar nyaring hingga ke ruangan sebelah.

Baca juga: Polres Sikka: Motif Penganiayaan di Pasar Alok Mengarah ke Dendam

Sementara di salah satu ruangan gedung permanen, juga disekat dengan pelupuh. Separuhnya dijadikan ruangan kepala sekolah, sedangkan separuhnya lagi digunakan proses KBM.

"Dulu sekolah ini kami bangun pakai swadaya masyarakat. Kalau yang permanen itu bangun tahun 2012," ujar Lorensius Loren (41) warga setempat.

Baca juga: Jenazah Korban Penganiayaan di Sikka Dipulangkan ke TTU

Lorensius mengatakan, kondisi itu membuat anak-anak malas, bahkan memilih berhenti sekolah. Ditambah lagi akses jalan menuju sekolah masih penuh bebatuan.

"Anak-anak kalau malas mereka tidak mau sekolah. Beberapa anak di sini banyak putus sekolah," katanya.

Laurensius Paul (33) salah seorang guru sekolah itu mengatakan bahwa fasilitas penunjang seperti gedung, buku bacaan, dan listrik menjadi masalah utama.

Akibatnya, kata Paul, setiap tahun minat anak-anak untuk sekolah semakin menurun. Selain itu dampaknya terhadap kemampuan kognitif para siswa.

Baca juga: Gubernur NTT Akan Kirim Pelaku Kejahatan Seksual ke Lapas Nusakambangan

"Sekolah ini hanya memiliki 20 siswa. Kelas I, enam siswa, kelas 2, tiga siswa, kelas 3 tujuh siswa, dan kelas 5 empat siswa. Kelas 4 dan 6 tidak ada. Kemampuan siswa juga sangat rendah," ujarnya.

Meski demikian kata Paul, para guru tidak putus asa dan setia mengajar dan membimbing para siswa.

Hanya saja lanjutnya, mereka cemas dan takut saat hujan dan angin karena kondisi gedung darurat yang nyaris roboh.

"Setiap kali hujan lebat kami pindahkan anak-anak ke teras gedung yang permanen. Nanti proses KBM dilanjutkan di sana" ujarnya.

Ia berharap, pemerintah bisa membantu membangun ruang kelas, jalan, dan jaringan listrik menuju sekolah itu.

"Saat ini kami sangat kesulitan. Belum lagi jalannya bebatuan dan terjal. Apalagi saat musim hujan, itu susah sekali," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com