LAMPUNG, KOMPAS.com - Nelayan Pesisir Timur Lampung meminta pemerintah menuntaskan pencemaran limbah di wilayah tangkap mereka.
Nelayan menilai pencemaran limbah yang terus terulang akan mengancam mata pencaharian mereka.
Wakil Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Lampung Timur Andi Baso mengatakan, dampak pencemaran limbah di laut memang tidak terlihat sekarang ini.
Untuk dampak sementara, kata Andi, alat tangkap dan jaring milik nelayan rusak akibat limbah yang menempel.
Baca juga: Walhi Beberkan 4 Pencemaran Limbah di Lampung Selama 2020-2022
Namun, dampak ini hanya sementara. Sedangkan dampak yang lebih mengancam adalah rusaknya ekosistem laut.
"Dampak yang kemarin paling alat tangkap atau jaring yang terkena limbah, tapi dampak lanjutannya lebih besar, tempat kami cari uang rusak," kata Andi saat dihubungi, Rabu (20/7/2022).
Andi mengatakan, limbah yang sampai di bibir pantai juga akan merusak habitat ikan.
"Karena ikan beterlur dan berkembang biak dipinggir pantai, ini dampaknya mengancam nelayan secara ekonomi," kata Andi.
Pencemaran yang tiap tahun terulang membuat seakan hal itu dianggap kejadian "biasa".
"Kita masyarakat jadi bertanya-tanya, tiap tahun terjadi, tapi nggak jelas siapa yang bertanggung jawab. Ini jangan dianggap biasa, dampaknya kedepan luar biasa," kata Andi.
Baca juga: Pencemaran Pantai di Lampung Timur Ternyata akibat Kebocoran Pipa Pertamina
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.