Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Getir Katarina, Berjuang Seorang Diri demi Sekolahkan 4 Anaknya

Kompas.com - 19/07/2022, 19:25 WIB
Serafinus Sandi Hayon Jehadu,
Andi Hartik

Tim Redaksi

LARANTUKA, KOMPAS.com - Di tengah kegetiran hidup, Katarina Kewa Kolin (41) tak putus asa untuk menyekolahkan anak-anaknya. Katarina yang menjadi tulang punggung keluarga banting tulang demi pendidikan anak-anaknya.

Katarina tinggal di sebuah rumah sederhana yang berada di Kelurahan Pohon Bao, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Lokasinya tak jauh dari Kota Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur. Sekitar 15 menit perjalanan.

Ia tinggal bersama enam anaknya. Dua di antaranya bekerja serabutan, satunya sudah tamat Sekolah Menengah Atas. Sementara tiga lainnya masih sekolah.

Baca juga: Kampung Kepiketik NTT Belum Dialiri Listrik, Kades: Sudah Pernah Disurvei 2 Kali, Setelah Itu Hilang Kabar

“Dua orang laki-laki, perempuan empat orang. Duanya masih SMP, satunya lagi mau masuk SMA. Kalau satunya sudah tamat SMA,” ujar Katarina sembari memperkenalkan enam anaknya, Kamis (14/7/2022) sore.

Katarina menuturkan, semenjak sang suami, Yohanes Kelvin Mage, meninggal dunia enam tahun lalu, ia melewati masa-masa sulit. Karena harus menanggung kelangsungan hidup keluarga.

Baca juga: Cerita Warga Kampung Kepiketik Sikka, Hidup Tanpa Listrik dan Akses Jalan yang Sulit

Pernah terlilit utang

Suatu ketika, mereka mengalami kesulitan ekonomi. Ia kemudian meminjam uang di salah satu koperasi harian di Kota Larantuka.

Namun, karena tak mampu bayar, Katarina pun memilih pergi merantau ke Jakarta bersama lima orang rekannya pada April 2022 lalu.

“Saat itu kami diajak oleh VL untuk kerja di Jakarta. Saya menyetujui ajakan dia untuk bisa bayar utang,” ceritanya.

Sayang, di tengah perjalanan, bukannya bekerja di Jakarta, VL justru membawa mereka ke Malaysia.

Ia pun menolak dan melaporkan peristiwa itu ke Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Flores Timur.

Mereka berhasil diamankan aparat Kepolisian Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan. Selanjutnya, dipulangkan ke Flores Timur.

“Kasusnya sementara proses saya sudah diperiksa dua kali oleh polisi,” ujarnya.

Baca juga: Pengelolaan Bersama TN Komodo, Anggota DPRD NTT: Ini Beri Kontribusi Langsung Buat PAD

Jualan kue

Tiba di kampung halaman, Katarina harus putar otak agar bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga dan pendidikan putrinya.

Dengan modal seadanya, ia pun memberanikan diri untuk membuka usaha jualan kue. Kue hasil olahannya dijual oleh dua putrinya yang masih sekolah.

Baca juga: Tikam Warga Saat Pesta Pernikahan, Guru ASN di NTT Jadi Tersangka

“Ria dan Ina yang pergi jual. Biasanya sebelum dan sepulang sekolah. Satu hari itu bisa dapat Rp 120.000. Tetapi untungnya tidak banyak, karena kita harus beli lagi bahannya,” ujarnya.

Sementara dua putrinya yang lain, Lia dan Vebi bekerja di sekitar rumah tetangga yang membutuhkan jasa cuci dan setrika pakaian.

Itu pun, kata dia, belum cukup untuk membayar utang dan memenuhi pendidikan anak-anaknya.

Katarina berharap agar pemerintah bisa membantu menyekolahkan anak-anaknya agar kelak bisa sukses.

“Cukup saya yang begini, mereka tidak boleh lagi seperti saya,” ucapnya.

Ketua BP2MI Flores Timur, Benedikta Noben da Silva mengatakan, persoalan ekonomi yang dialami Katarina juga dialami oleh banyak keluarga di wilayah tersebut.

Oleh sebab itu, Benedikta meminta pemerintah jeli dan memberikan perhatian khusus kepada anak-anak yang kurang mampu.

Baca juga: Jumlah Penduduk Miskin di NTT Berkurang, Begini Penjelasannya

Ia menjelaskan, salah satu penyebab tingginya kasus human traficking (perdagangan manusia) di wilayah itu karena rendahnya tingkat pendidikan.

“Pemda mesti jeli melihat persoalan ini. Sektor pendidikan harus diperhatikan secara serius. Mau dibawa ke mana anak-anak ini nanti kalau mereka tidak sekolah,” ujar Benedikta saat dihubungi, Selasa (19/7/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Hilangnya Gadis Asal Karanganyar di Malam Takbiran hingga Ditemukan Tewas Tertutup Plastik

Kronologi Hilangnya Gadis Asal Karanganyar di Malam Takbiran hingga Ditemukan Tewas Tertutup Plastik

Regional
Ketua DPD Golkar Kalbar Dipastikan Tak Maju Jadi Calon Gubernur

Ketua DPD Golkar Kalbar Dipastikan Tak Maju Jadi Calon Gubernur

Regional
Pria di Kubu Raya Diduga Bunuh Mantan Istri, Pelaku Belum Tertangkap

Pria di Kubu Raya Diduga Bunuh Mantan Istri, Pelaku Belum Tertangkap

Regional
Bumi Perkemahan Sukamantri di Bogor: Daya Tarik, Fasilitas, dan Rute

Bumi Perkemahan Sukamantri di Bogor: Daya Tarik, Fasilitas, dan Rute

Regional
Aduan Tarif Parkir 'Ngepruk' di Solo Selama Lebaran Minim, Dishub: Tim Saber Pungli Kita Turunkan Semua

Aduan Tarif Parkir "Ngepruk" di Solo Selama Lebaran Minim, Dishub: Tim Saber Pungli Kita Turunkan Semua

Regional
Detik-detik Kecelakaan ALS, Bus Melambat, Oleng, Lalu Terbalik

Detik-detik Kecelakaan ALS, Bus Melambat, Oleng, Lalu Terbalik

Regional
Pemkot Ambon Tak Berlakukan WFH bagi ASN Usai Libur Lebaran

Pemkot Ambon Tak Berlakukan WFH bagi ASN Usai Libur Lebaran

Regional
5 Unit Rumah Semipermanen di Ende Ludes Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

5 Unit Rumah Semipermanen di Ende Ludes Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

Regional
Sungai Meluap, 4 Desa di Sikka Terdampak Banjir

Sungai Meluap, 4 Desa di Sikka Terdampak Banjir

Regional
Daftar 20 Korban Tewas Tragedi Bencana Longsor di Tana Toraja

Daftar 20 Korban Tewas Tragedi Bencana Longsor di Tana Toraja

Regional
Toko Emas di Blora Dirampok, Pelaku Sempat Todongkan Senjata Api saat Beraksi

Toko Emas di Blora Dirampok, Pelaku Sempat Todongkan Senjata Api saat Beraksi

Regional
Pendangkalan Muara Pelabuhan Nelayan di Bangka, Pemprov Gandeng Swasta

Pendangkalan Muara Pelabuhan Nelayan di Bangka, Pemprov Gandeng Swasta

Regional
2 Perahu Tabrakan di Perairan Nunukan, Dishub: Tak Ada Sanksi untuk Agen Pelayaran

2 Perahu Tabrakan di Perairan Nunukan, Dishub: Tak Ada Sanksi untuk Agen Pelayaran

Regional
Jadi Saksi Kunci, Bocah 7 Tahun di Palembang Lihat Pelaku yang Bunuh Ibu dan Kakak Perempuannya

Jadi Saksi Kunci, Bocah 7 Tahun di Palembang Lihat Pelaku yang Bunuh Ibu dan Kakak Perempuannya

Regional
Pangdam Kasuari Ingatkan Prajurit Kodam Tetap Waspada setelah Perubahan KKB Jadi OPM

Pangdam Kasuari Ingatkan Prajurit Kodam Tetap Waspada setelah Perubahan KKB Jadi OPM

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com