Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga TBS Sawit Menukik Tajam, Harga Pupuk Melambung Tinggi, Petani Menjerit

Kompas.com - 19/07/2022, 18:27 WIB
Kurnia Tarigan,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

PALANGKARAYA, KOMPAS.com - Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit justru menukik tajam. Padahal, pemerintah telah membuka kembali keran ekspor minyak sawit (CPO) sejak Mei lalu. Keterpurukan ini diperparah harga pupuk yang melambung tinggi.

Wakil Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit (APKASINDO) Kalimantan Tengah, Hatir Sata Tarigan, menyatakan saat ini kondisi tandan buah sawit masih menyakitkan bagi mereka.

"Harga TBS di tingkat petani saat ini mencapai Rp 800 per kg", ujar Hatir saat dikonfirmasi Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Selasa (19/7/2022).

Baca juga: Waktu Penghapusan Pungutan Ekspor Sawit Dinilai Terlalu Singkat

Hatir mengatakan, harga yang begitu anjlok membuat petani sawit menjerit, bahkan bisa dikatakan hampir putus asa.

Berbagai upaya mulai dari menggelar aksi demo juga sudah dilakukan, memohon kepada pemerintah untuk membantu petani sawit dalam pemulihan harga tandan buah segar saat ini.

Kini petani sawit tidak punya pilihan, di tengah kondisi harga yang terus menurun tajam, mereka tetap harus melakukan panen meski ongkos upah lebih tinggi dari harga jual TBS.

"Kalau tidak dipanen, akan merusak pohonnya. Walau rugi terpaksa dipanen," tambah Hatir.

Dia menambahkan, penderitaan mereka makin menjadi, karena pupuk mengalami peningkatan gila-gilaan, hingga 300 persen.

Sebelumnya jika harga pupuk sekitar Rp 300.000, kini sudah mencapai Rp 900.000 per karung, dengan satu karung berisi 50 kg.

Baca juga: Cerita Para Petani Bangka, Harga Pupuk Malah Naik Saat Harga Sawit Menyedihkan

Padahal, petani menghabiskan 3 karung, atau sekitar 150 kilogram pupuk untuk setiap 1 hektar lahan kelapa sawit.

Dari satu hektar tersebut, biasanya petani mendapat 1 ton tandan buah segar sekali panen, dengan nilai sekitar Rp 800.000.

Hatir menyatakan, banyak dari petani yang terpaksa mempertahankan kebun mereka walau pun biaya produksinya makin membengkak. "Banyak petani sudah tidak sanggup beli pupuk," keluhnya.

Dia memprediksi, jika harga pupuk makin melonjak, maka produksi TBS akan menurun tajam lantaran petani enggan membelinya, yang memengaruhi hasil panen.

Hatir menambahkan, pihaknya dari APKASINDO Kalimantan Tengah akan mendesak pemerintah untuk menstabilkan harga TBS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja 17 Tahun Bunuh Anggota Polisi di Losmen Lampung Tengah, Korban Sempat Dicekoki Miras

Remaja 17 Tahun Bunuh Anggota Polisi di Losmen Lampung Tengah, Korban Sempat Dicekoki Miras

Regional
Rute dan Tarif Bus Dieng Indah Executive Jakarta-Wonosobo

Rute dan Tarif Bus Dieng Indah Executive Jakarta-Wonosobo

Regional
Video Joget Erotisnya Saat Gerebek Sahur Viral di Media Sosial, Wanita di Kalsel Minta Maaf

Video Joget Erotisnya Saat Gerebek Sahur Viral di Media Sosial, Wanita di Kalsel Minta Maaf

Regional
Karyawan Bank di Aceh Timur Tipu PNS untuk Tarik Uang Ratusan Juta

Karyawan Bank di Aceh Timur Tipu PNS untuk Tarik Uang Ratusan Juta

Regional
Cair Pekan Depan, THR ASN di Kota Magelang Capai Rp 19 Miliar

Cair Pekan Depan, THR ASN di Kota Magelang Capai Rp 19 Miliar

Regional
Mayat di Tanara Serang Ternyata Penjual Madu asal Bandung Barat

Mayat di Tanara Serang Ternyata Penjual Madu asal Bandung Barat

Regional
Pemkot Semarang dan KPK Koordinasi Cegah Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa Proyek Strategis 

Pemkot Semarang dan KPK Koordinasi Cegah Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa Proyek Strategis 

Regional
Lancang Kuning Carnival Bakal Digelar, Pj Gubernur Riau: Bakal Promosikan Produk dan Karya Anak Muda

Lancang Kuning Carnival Bakal Digelar, Pj Gubernur Riau: Bakal Promosikan Produk dan Karya Anak Muda

Regional
Hati-hati, Penerangan Jalan Umum di Pantura Brebes Masih Minim

Hati-hati, Penerangan Jalan Umum di Pantura Brebes Masih Minim

Regional
BMKG: Wilayah Kalimantan Tengah Sedang Dilalui Gelombang Atmosfer 'Rossby Ekuator'

BMKG: Wilayah Kalimantan Tengah Sedang Dilalui Gelombang Atmosfer "Rossby Ekuator"

Regional
Selebgram Palembang Dituntut 7 Tahun Penjara, Ikut 'Cuci Uang' Hasil Narkoba

Selebgram Palembang Dituntut 7 Tahun Penjara, Ikut "Cuci Uang" Hasil Narkoba

Regional
Kaesang Diusung Jadi Cagub DKI Jakarta, Gibran Ogah Tanggapi

Kaesang Diusung Jadi Cagub DKI Jakarta, Gibran Ogah Tanggapi

Regional
Jasad Ibu dan Anak Korban Longsor di Bandung Barat Ditemukan dalam Kondisi Berpelukan

Jasad Ibu dan Anak Korban Longsor di Bandung Barat Ditemukan dalam Kondisi Berpelukan

Regional
Sempat Ditutup Imbas Erupsi Marapi, BIM Kembali Dibuka

Sempat Ditutup Imbas Erupsi Marapi, BIM Kembali Dibuka

Regional
Polisi Minta Tambah SPKLU di Tol Jateng, Saat Ini Hanya Ada 21

Polisi Minta Tambah SPKLU di Tol Jateng, Saat Ini Hanya Ada 21

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com