Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Ongko Asa di Kaltim Berjuang Menolak Tambang Batu Bara

Kompas.com - 19/07/2022, 16:38 WIB
Zakarias Demon Daton,
Khairina

Tim Redaksi

Warga Ongko Asa dan kampung lainnya yang berada di kaki Gunung Layung, menganggap hutan adat sebagai ibu. Merusak saja, mereka tak sanggup. Karenanya, kehadiran tambang di situ, tentu jadi ancaman bagi warga.

“Selain ancaman sumber air, kehadiran tambang juga mengancam lahan pertanian warga, itu yang kami enggak mau,” tegas dia.

Apalagi, kampung di kaki Gunung Layung selama ini menjadi sentral produksi hasil pertanian dari sayuran, buah-buahan dan perkebunan karet. Bahkan, durian melak yang biasa dijual di kota-kota besar, berasal dari desa-desa yang ada di wilayah tersebut.

Selain itu, sungai-sungai alami di kaki Gunung Layung juga menyimpan banyak ikan. Masyarakat dengan mudah mencari ikan di sungai –sungai yang ada di kawasan tersebut.

"Kalau ada tambang bakal hancur hutan adat dan lahan pertanian kami," terang Markus.

Pecah belah


Dinamisator Jatam Kaltim Pradarma Rupang menduga ada upaya perusahaan mempengaruhi petinggi kampung dan adat untuk menyetujui ada pertambangan batu bara di lokasi tersebut tanpa sepengetahuan warga adalah bagian dari upaya pecah bela antar warga.

“Itu sangat mungkin. Ini bagian dari upaya melemahkan ditingkat warga. Warga itu punya visi ekonomi berkelanjutan. Tapi di sisi lain segela bentuk kampanye, bujuk rayu, membuat di tingkat masyarakat juga terpecah belah,” terang Rupang kepada Kompas.com.

Rupang mencontohkan kasus itu bahkan masuk dalam level rumah tangga. Misalnya, istri menolak membebaskan lahan untuk tambang, sementara perusahaan mempengaruhinya lewat suami.

“Jadi kehadiran industri tambang ini sangat meresahkan. Selain daya rusak lingkungan, juga membuat konflik sosial bahkan pertengkaran di level rumah tangga,” tegas dia.

Baca juga: Tenggelam di Sungai Mahakam, ABK Batu Bara di Kukar Ditemukan Tewas Setelah 2 Hari Pencarian

“Belum lagi konflik antartetangga yang pro dan kontra tambang. Jadi masalahnya cukup kompleks di lapangan,” tambah Rupang. 

Diyan membantah tudingan upaya pecah belah antarwarga.

“Tidak ada upaya pecah belah. Kami tidak meminta secara diam-diam,” kata dia.

Diyan mengklaim banyak warga Ongko Asa menjual lahan kepemilikan di wilayah Ongko Asa ke PT Kencana Wilsa.  

“Nah sekarang mereka mau jual lagi di dalam wilayah Ongko Asa, ya perlu ada izin dari petinggi kampung, karena sebelumnya sudah ada pernyataan kami tidak tambang di Ongko Asa. Tapi akhirnya rekomendasi itu dicabut lagi ya enggak masalah, kami tambang di lokasi lain saja, simple aja,” pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Imigrasi Tangkap 19 WN Papua Nugini yang Langgar Aturan dalam 4 Bulan

Imigrasi Tangkap 19 WN Papua Nugini yang Langgar Aturan dalam 4 Bulan

Regional
Pria di Sumbawa Cabuli Anak Tetangga, Ditangkap Usai 2 Bulan Sembunyi di Lombok

Pria di Sumbawa Cabuli Anak Tetangga, Ditangkap Usai 2 Bulan Sembunyi di Lombok

Regional
Jelang Putusan MK, Sudirman Said: Apa Pun Putusannya, Hakim Akan Beri Catatan Penting

Jelang Putusan MK, Sudirman Said: Apa Pun Putusannya, Hakim Akan Beri Catatan Penting

Regional
Isak Tangis Keluarga di Makam Eks-Casis TNI Korban Pembunuhan Serda Adan

Isak Tangis Keluarga di Makam Eks-Casis TNI Korban Pembunuhan Serda Adan

Regional
Kecelakaan Maut di Wonogiri, Pengendara Motor Jatuh Sebelum Ditabrak Truk Pengangkut BBM

Kecelakaan Maut di Wonogiri, Pengendara Motor Jatuh Sebelum Ditabrak Truk Pengangkut BBM

Regional
Kaget Ada Mobil Tiba-tiba Putar Arah, Pelajar SMA di Brebes Tewas Terlindas Truk

Kaget Ada Mobil Tiba-tiba Putar Arah, Pelajar SMA di Brebes Tewas Terlindas Truk

Regional
Lebih dari Setahun, “Runway” Bandara Binuang Rusak Akibat Tanah Amblas

Lebih dari Setahun, “Runway” Bandara Binuang Rusak Akibat Tanah Amblas

Regional
Waspada Banjir dan Longsor, BMKG Prediksi Hujan Deras di Jateng Seminggu ke Depan

Waspada Banjir dan Longsor, BMKG Prediksi Hujan Deras di Jateng Seminggu ke Depan

Regional
Harus Alokasi Hibah Pilkada, Aceh Barat Daya Defisit Anggaran Rp 70 Miliar

Harus Alokasi Hibah Pilkada, Aceh Barat Daya Defisit Anggaran Rp 70 Miliar

Regional
2 Eks Pejabat Bank Banten Cabang Tangerang Didakwa Korupsi Kredit Fiktif Rp 782 Juta

2 Eks Pejabat Bank Banten Cabang Tangerang Didakwa Korupsi Kredit Fiktif Rp 782 Juta

Regional
Perbaikan Jembatan Terdampak Banjir di Lombok Utara Jadi Prioritas

Perbaikan Jembatan Terdampak Banjir di Lombok Utara Jadi Prioritas

Regional
PKS Usulkan Anggota DPR Nasir Djamil Jadi Cawalkot Banda Aceh

PKS Usulkan Anggota DPR Nasir Djamil Jadi Cawalkot Banda Aceh

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com