Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Ongko Asa di Kaltim Berjuang Menolak Tambang Batu Bara

Kompas.com - 19/07/2022, 16:38 WIB
Zakarias Demon Daton,
Khairina

Tim Redaksi

Diyan membenarkan izin perusahaannya masuk wilayah enam kampung.

Peneliti Jatam Kaltim, Teresia Jari mengatakan, dari enam kampung itu, sebagian kampung menolak, sebagian lain menerima.

Tetapi, Kampung Ongko Asa warganya menolak 100 persen sejak keluar IUP.

Pada 12 Juli 2018 warga Ongko Asa menyatakan sikap penolakan terhadap PT Kencana Wilsa tertuang dalam surat nomor 01.PWK-OngkoAsa/IV/2018.

Tere menyebut, penolakan itu dilakukan demi menghindari masalah lingkungan yang ditimbulkan dari aktivitas pertambangan batu bara serta masalah sosial antar kampung.

“Sebab, tapal batas antarkampung juga sampai saat ini belum disepakati,” kata Tere.

Baca juga: Warga Seluma Tolak Tambang Pasir Besi, PT FBA Janji Penuhi Permintaan Warga

Pada Agustus 2018 Pemprov Kaltim merespon penolakan warga, dengan memfasilitasi dialog antar warga dan perusahaan.

Tere juga Markus menyebutkan, dalam pertemuan tersebut, PT Kencana Wilsa berkomitmen untuk tidak menambang di wilayah kampung Ongko Asa sebagaimana dituangkan dalam surat pernyataan PT Kencana Wilsa nomor: 012/KW-Smd/Dir/IV/2018.

Dalam surat tersebut, seperti yang dikirim ke Kompas.com, PT Kencana Wilsa menyatakan tak akan menambang di wilayah kampung Ongko Asa karena tidak ekonomis. Diyan membenarkan surat pernyataan itu.

“Kami memang pernah bikin surat pernyataan tidak menambang di wilayah kampung Ongko Asa. Tapi misalnya sekarang kami diperbolehkan, ada warga yang lahannya mau dibebaskan ya kami masuk,” kata dia.

“Tapi kalau mereka tidak mau, ya tidak masalah juga, kan kami belum gerak juga,” tambah dia. 

Hutan Ibu bagi Masyarakat Dayak

Kampung Ongko Asa mayoritas dihuni masyarakat suku Dayak Tunjung. Letaknya kurang lebih 12 kilometer dari Sendawar, ibu kota Kabupaten Kutai Barat. Kampung ini masuk Kecamatan Barong Tongkok.

Markus bilang masyarakat Ongko Asa punya hutan adat tak jauh dari titik operasi PT Kencana Wilsa. Mereka takut hutan adat, juga lahan pertanian rusak karena aktivitas tambang batu bara.

“Alasan kami menolak karena mengancam sumber mata air, ladang dan hutan adat kami,” terang Markus.

Baca juga: Longsor di Kawasan Tambang Ilegal Maluku, 2 Bocah Kembar dan Ayahnya Ditemukan Tewas

Markus menjelaskan, hutan bagi masyarakat suku Dayak adalah ibu yang memberi kehidupan. Tak heran, masyarakat suku Dayak Tunjung di Ongko Asa punya ritual khusus menjaga hutan. Ritual pakan talun, namanya.

Ritual ini diadakan untuk memberi makan penjaga hutan sekaligus meminta izin jika membongkar hutan untuk keperluan pembangunan. Karena itu, ritual ini dianggap sebagai penghormatan masyarakat dayak terhadap hutannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Regional
Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi 'Long Storage' Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi "Long Storage" Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Regional
Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Regional
Diduga Korupsi Dana Desa Rp  376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Diduga Korupsi Dana Desa Rp 376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Regional
Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Regional
Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Regional
Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Regional
Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Regional
Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Regional
Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Regional
Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Regional
Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Regional
Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Regional
Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com