Tari lilin ditampilkan secara berkelompok, namun kadang ada juga tari yang ditampilkan berpasangan.
Dalam pentunjukkan, penari tari lilin membawa piring kecil dengan lilin menyala. Biasanya, tari yang pada awalnya merupakan kesenian istana ini dipertunjukkan pada malam hari.
Baca juga: Tari Lilin Asal Sumatera Barat: Sejarah, Fungsi, Gerakan, dan Busana
Tari lilin menyimpan cerita rakyat, yaitu seorang gadis yang ditinggal tunangannya untuk berdagang. Suatu hari gadis itu kehilangan cincin pertunangannya lalu mencari cincin menggunakan lilin.
Ia mencari cincin sambil membungkuk-bungkuk yang gerakannya meliuk-liuk seperi orang menari. Cerita ini yang dipercaya menjadi lahirnya tari lilin.
Tari indang juga disebut tari dindin badindin yang merupakan tari populer di Sumatera Barat.
Awalnya, tari indang digunakan dalam proses penyebaran dakwah Islam oleh Syekh Burhanudin, di Sumatera Barat.
Maka filosofi tari erat kaitannya dengan Islam serta budaya Minang terlihat dari iringan tarian yang disertai shalawat nabi atau syair-syair yang mengandung ajaran Islam.
Tarian sering dipertunjukkan dalam upacara tabuik atau wafat cucu Rasulullah, setiap tanggal 10 Muharram.
Tari payung dipertunjukkan dengan jumlah penari genap, yaitu terdiri dari tiga pasangan.
Baca juga: Tari Payung, Berawal dari Pertunjukan Sandiwara di Minangkabau
Tari payung sering ditampilakan dalam pertunjukkan seni atau sebagai media hiburan.
Biasanya, tari payung ditampilkan dalam pembukaan acara yang cukup besar.
Gerakan tari rantak terinspirasi dari gerakan pencak silat yang dinamis.
Tari rantak memiliki gerakan yang tegas dengan menghentakkan kaki hingga berbunyi. Gerakan tari tidak lain guna melestarikan pencak silat.
Baca juga: Tari Rantak Asal Minangkabau: Gerakan, Penari, dan Ciri-ciri
Biasanya, tari dipertunjukkan dalam acara budaya, adat, dan termasuk resepsi pernikahan dalam adat Minangkabau. Editor: Serafica Gischa
Sumber:
kemlu.go.id/kabul, jadesta.kemenparekraf.go.id, encyclopedia.jakarta-tourism.go.id, dan www.kompas.com/skola.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.