Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Walkot Danny Ungkap Alasan Dukung Pembangunan Jalur Kereta Api Makassar-Pare-Pare Konsep Elevated

Kompas.com - 19/07/2022, 09:34 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wali Kota (Walkot) Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto mendukung pembangunan jalur kereta api Makassar-Pare-Pare dengan konsep elevated atau melayang sebagai salah satu program strategis nasional.

Pria yang akrab disapa Danny Pomanto itu menjelaskan, pemilihan konsep elevated dalam pembangunan rel kereta api di Makassar, secara teknis untuk menyesuaikan dengan tata ruang kota.

"Beberapa hal yang menjadi pertimbangan mengapa mengharuskan elevated. Selain membutuhkan lahan yang lebih sedikit, konsep ini juga untuk menghindarkan masyarakat dari banjir," ujarnya dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Selasa (19/7/2022).

Pernyataan tersebut Danny sampaikan saat menggelar konferensi pers bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Makassar dalam rangka mendukung program strategis nasional pembangunan jalur kereta api Makassar - Pare-Pare, Senin (18/7/2022).

Ia memastikan, jika pembangunan rel kereta api menggunakan konsep grounded atau landed atau at grade (di atas tanah), maka wilayah Mandai dan sekitarnya akan terancam banjir, seperti di Kabupaten Barru.

Baca juga: Danny Pomanto Marah BPKA Sulsel Ubah Konsep Pembangunan Rel Kereta Api Tanpa Koordinasi

Pasalnya, kata Danny, pembangunan rel kereta api konsep grounded membutuhkan pembebasan lahan 50 meter (m).

“Sedangkan dengan konsep elevated hanya 5 m. Belum lagi harus membangun banyak jembatan untuk kelancaran arus yang terputus dikarenakan pembangunan rel kereta api secara grounded atau landed," jelasnya.

Jadi yang pertama dukung pembangunan

Pada kesempatan itu, Danny mengungkapkan bahwa pihaknya menjadi yang pertama dalam mendukung ide pembangunan rel kereta api saat dicanangkan oleh Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang masih menjabat Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel).

Dukungan tersebut diberikan karena pembangunan Makassar New Port (MNP) sejak 1997 mengakomodasi seluruh kebutuhan kepelabuhanan yang tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda) tentang rencana tata ruang dan wilayah (RTRW) Makassar 2015 - 2035.

"Pada saat pencanangan rel kereta api, dukungan pertama diberikan oleh Kota Makassar hingga saat ini. Jika ada opini yang berkembang bahwa Pemkot Makassar ataupun DPRD Makassar menolak kereta api, itu tidak benar. Kami yang pertama mendukung," imbuh Danny.

Baca juga: Danny Pomanto: Amdal Jalur Kereta Api di Makassar Tidak Transparan

Wali Kota berlatar arsitek itu menjelaskan, secara teknis Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar turut memberikan ide tentang penghematan lahan.

Penghematan lahan tersebut dapat dilakukan oleh Balai Pengelola Kereta Api Sulsel sesuai tata ruang di Makassar 2015 dengan jalan arteri yang telah ditetapkan menjadi perda.

"Sekali lagi tidak benar, jika ada opini yang berkembang dan mengatakan Pemkot Makassar menolak program strategis kereta api. Justru kami paham filosofi hadirnya kereta api di Sulsel, maka wajib untuk didukung," jelas Danny.

Akan tetapi, lanjut dia, dukungan itu diberikan Pemkot Makassar saat pembangunan jalur kereta api telah disepakati berkonsep elevated.

Dari kesepakatan tersebut, sebut Danny, Pemkot Makassar kemudian merancang jalan arteri dengan menyisakan 5 m di median sebagai persiapan kereta api.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com