Atas temuan sejumlah luka itu, keluarga mengaku tidak terima bila Brigadir J disebut meninggal karena baku tembak.
"Tentu kita tidak terima ya karena disebut mati karena peluru. Tapi di tubuh dia (Brigadir J), ditemukan luka sayatan, pukulan benda tumpul, dan rahangnya bergeser," tandas bibi Brigadir J, Roslin Simanjuntak, Senin.
Untuk mengungkap kejanggalan, keluarga setuju dengan rencana visum dan otopsi ulang terhadap jasad Brigadir J.
"Kalau visum dan otopsi ulang kita setuju dan sudah serahkan keputusannya pada pengacara," terangnya.
Menurutnya, visum dan otopsi ulang bisa membuat kasus ini semakin terang dan transparan.
"Untuk membuktikan kalau memang Yosua mati ditembak, maka perlu otopsi dan visum ulang," bebernya.
Senada dengan Roslin, Ketua Indonesia Police Watch Sugeng Teguh Santoso mengusulkan otopsi ulang terhadap jasad Brigadir J.
Otopsi diharapkan bisa menjadi titik tolak dalam pengusutan kasus ini.
"IPW mengusulkan agar tim gabungan dan Kapolri segera melakukan bedah mayat ulang. Bedah mayat sangat dibutuhkan. Ini bisa menjadi titik tolak," paparnya saat dihubungi Kompas.com, Senin.
Jika otopsi dilakukan, Sugeng menekankan perlu dilibatkannya ahli forensik kredibel di luar kepolisian.
"Tim forensik dibentuk dari misalnya ahli forensik dari universitas A bersama Dokkes (Kedokteran dan Kesehatan) polisi," sebutnya.
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto menyampaikan, luka sayatan di tubuh Brigadir J dan jari yang putus disebabkan oleh tembakan.
"Bukan karena ada potongan atau yang lain. Saya tegaskan semua luka yang ada pada tubuh Brigadir J, berdasarkan hasil autopsi sementara, berasal dari luka tembak," urainya di Markas Polres Metro Jakarta Selatan, Selasa (12/7/2022).
Budhi menerangkan, sewaktu terlibat baku tembak dengan Bharada E, Brigadir J menggenggam senjata api jenis HS 16 dengan kedua tangan. Saat itulah, Brigadir J terkena tembakan Bharada E pada bagian jari hingga menembus ke bagian tubuh lain.
"Saya jelaskan, saat Brigadir J melakukan penembakan ke Bharada E, dia memegang senjatanya dengan menggunakan 2 tangan. Ada peluru yang kena ke jari Brigadir J yang kemudian tembus dan mengenai bagian tubuh yang lain," paparnya.
Baca juga: 5 Jam Temui Keluarga Brigadir J di Jambi, Komnas HAM: Yang Beredar di Publik Beda
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.