Setiap pagi hingga petang, Frans menjalankan aktivitas sebagai juru parkir.
Pendapatan dari juru parkir pun tidak menentu, antara Rp 50.000 hingga Rp 100.000.
Frans juga diberikan target setoran dari Dinas Perhubungan Kota Kupang.
"Setiap hari saya wajib setor Rp 85.000 ke Dinas Perhubungan Kota Kupang. Kelebihan dari itu yang menjadi pendapatan saya jadi pendapatan tiap hari tidak menentu," kata Frans.
Baca juga: Jaksa Belum Siap, Sidang Tuntutan Terdakwa Kasus Pembunuhan Ibu dan Bayi di Kupang Ditunda
Tetapi dari pendapatan ini, Frans bisa menyekolahkan kelima anaknya.
Dia punya tekad yang kuat, untuk mengantar semua anaknya hingga perguruan tinggi.
Untuk tambahan biaya hidup dan biaya sekolah anak-anak, Frans dan istri memelihara ternak babi di belakang rumah mereka.
Yuliana Ninef pun tidak malu berkeliling ke rumah tetangga mengumpulkan makanan sisa.
Baca juga: Tikam Warga Saat Pesta Pernikahan, Guru ASN di NTT Jadi Tersangka
Demikian pula Frans setelah pulang jaga parkir menyinggahi tempat-tempat sampah di Kota Kupang mencari sisa makanan untuk ternak peliharaan.
Frans juga bercerita kalau setiap hari ia hanya bisa membawa pulang uang pendapatan dari jaga parkir Rp 60.000 hingga Rp 70.000. Uang tersebut dipakai untuk makan dan menyekolahkan putra-putrinya.
Frans Lopo menceritakan perjuangan Valen mengikuti tes Polwan.
Saat hendak mendaftar, berkas-berkas belum lengkap sehingga Valen gagal mendaftar. Beruntung ada perpanjangan pendaftaran selama tiga hari.
Baca juga: Mengintip Desain Uma Rakyat Kupang, Finalis Festival Arsitektur Dunia 2022