Ia kemudian meminta Valen untuk berdoa bersama sebelum menyampaikan hasil. Frans menguatkan istri dan kelima anaknya untuk menerima apa pun hasilnya.
Setelah berdoa, Valen memeluk ibunya. Sambil menangis ia menyampaikan bahwa tidak lulus.
Frans berusaha menghibur Valen dan menguatkan agar ikut lagi pada seleksi tahun 2023 nanti.
Valen sendiri mengiyakan saran ayah dan ibunya karena dia juga baru pertama kali ikut seleksi pasca tamat dari SMK Negeri 6 Kupang jurusan akuntansi, tahun 2022.
"Tetapi puji Tuhan, anak kami ternyata lulus jadi Polwan," ucapnya penuh syukur.
Frans Lopo merupakan juru parkir di toko kue Borneo Kota Kupang.
Sejak tahun 1992, pria asal Desa Oeleu, Kecamatan Toianas, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), NTT menjadi tukang parkir di depan toko kue Borneo.
Datang dari kampung halaman pada tahun 1990 lalu, Frans Lopo bekerja sebagai kondektur mobil toko Sinar Bangunan kemudian pindah ke toko aneka Mebel Kupang.
Mulai tahun 1992, Frans Lopo menjadi tukang parkir.
Baca juga: Pencurian Sapi di Kupang Terungkap Usai Pelaku Urus Surat Penjualan di Kantor Desa
Setelah menikahi Yuliana Ninef, Frans Lopo tinggal di RT 01/RW 01, Kelurahan Oesapa Barat, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang.
Dari pekerjaannya menjadi tukang parkir, Frans Lopo (52) dan Yuliana Ninef (46) bisa menghidupi dan menyekolahkan lima anak.
Anak sulungnya Juana Fitriani Lopo sudah berkuliah di jurusan PGSD FKIP Undana. Anak kedua Marlin Lopo merupakan mahasiswi jurusan Administrasi negara FISIP Undana dan anak ketiga Valen langsung mengikuti tes Polwan setelah lulus dari SMKN 6 Kupang.
Anak keempat masih di bangku SMA dan anak kelima masih di bangku sekolah dasar.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Kalbar, dan Kalsel 18 Juli 2022