Seharusnya, kandungan klorin di air tidak boleh lebih dari 0,0 miligram per liter dan fosfat tidak boleh lebih dari 0,59 miligram per liter.
"Tingginya kadar klorin dan fosfat sangat mempengaruhi sistem pernafasan ikan dan mempengaruhi pembentukan telur ikan," ungkap Prigi.
ESN juga menemukan pencemaran mikroplastik di sungai terbesar di Sumatera itu.
Baca juga: Hasil Uji Lab, Waduk Kota Lhokseumawe Mengandung Logam Berat Merkuri
Mikroplastik, fosfat, logam berat, dan klorin termasuk dalam kategori senyawa pengganggu hormon, sehingga keberadaanya di sungai akan mengganggu proses pembentukan kelamin ikan.
“Kami menemukan dalam 100 liter air sungai Musi terdapat 355 partikel mikroplastik. Jenis mikroplastik yang paling mendominasi adalah jenis fiber atau benang-benang yang mencapai 80 persen, jenis mikroplastik lainnya adalah granula, fragmen dan filamen,” jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.