KOMPAS.com - Baru-baru ini kabar seorang ibu hamil yang harus ditandu sejauh 3,5 kilometer menuju Puskesmas Waigete ternyata sudah berulang kali terjadi.
Begitulah kondisi di Kampung Kepiketik, Dusun Pigang, Desa Mahekelan, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, NTT.
Tanpa adanya lampu penerangan, suasana kampung sangat sunyi dan gelap meskipun waktu baru menunjukkan pukul 19.00 Wita.
Kampung yang sebenarnya hanya berjarak 3 kilometer dari ruas jalan negara menghubungkan Maumere di Kabupaten Sikka dengan Larantuka di Flores Timur tidak membuat kampung ini makmur.
Kondisi jalan masih terjal dengan bebatuan hingga tidak adanya listrik membuat warga Kampung Kepiketik hanya bisa berharap.
Sehari-hari warga hanya mengandalkan lampu minyak tanah, terbuat dari kaleng bekas yang dipasangkan sumbu. Di dalamnya diisi minyak tanah, sumbu dicelupkan ke dasar kaleng agar api di puncak sumbu menyala.
Sementara warga yang memiliki kemampuan lebih, mereka akan membeli lampu panel surya, namun terbatas untuk dua bola lampu saja.
Baca juga: Penganiaya Pria hingga Tewas di Sikka Ditahan, Polisi Masih Dalami Motif Pelaku
Dilansir dari Kompas.com, anak-anak dari Kampung Kepiketik bernama Yoan, dan teman-temannya, Rio, Evan dan Risal merasakan sulitnya belajar dengan hanya mengandalkan satu lampu pelita atau lampu minyak.
"Kami setiap malam begini, tidak ada lampu listrik. Jalan kami juga di sini rusak," keluh Rio.
Rio mengaku sudah lelah belajar dengan kondisi seperti itu. Mereka berharap Presiden Joko Widodo bisa membangun jalan dan aliran listrik menuju kampung tersebut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.