KOMPAS.com - Sindikat joki Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dibongkar Polrestabes Surabaya.
Sindikat ini ternyata sudah beraksi selama beberapa tahun dan berhasil meraup untung hingga miliaran rupiah.
Polrestabes Surabaya menetapkan delapan tersangka yaitu MJ (40), RHB (23), MSN (34), ASP (38), MB (29), IB (31), MS (26), dan RF (20).
Berikut ini 5 fakta mengenai terbongkarnya sindikat joki UTBK SBMPTN di Surabaya yang bisa meloloskan calon mahasisw ke perguruan tinggi negeri yang dituju.
Kapolrestabes Surabaya Kombes Akhmad Yusep Gunawan mengungkapkan, sindikat joki UTBK SBMPTN tersebut tertata sangat rapi dengan memanfaatkan teknologi dan perangkat elektronik.
Polisi pun menyita beragam alat elektronik yang didesain khusus, seperti modem, mikrofon, kamera, ponsel, dan laptop.
Tidak hanya itu, sindikat ini beraksi dengan tim khusus, diantaranya tim peralatan, briefing, operator, perlengkapan dan master yang mempunya peran dan tugas masing-masing.
"Bahkan ada yang bertugas menggantikan peserta yang tidak hadir saat tes," kata Kapolrestabes Surabaya Kombes Akhmad Yusep Gunawan, Jumat (15/7/2022).
Joki UTBN SBMPTN ini ternyata sudah tersistematis yaitu ketika akan masuk dalam kelas ujian, tim peralatan akan memasang kamera di kancing lengan baju peserta, modem di kaki dan mikrofon di telinga.
Alat yang dipasang tampak samar sehingga pengawas tidak bisa mendeteksi adanya alat di tubuh peserta.
Setelah itu, tim briefing akan memberitahu cara penggunaan alat yang dipasang.
Peserta diminta untuk mengambil gambar soal ujian dengan kamera yang terpasang, kemudian mengirimkan soal tersebut ke tim master untuk dikerjakan dengan aplikasi.
"Jawaban diberitahu kepada para peserta melalui mikrofon yang dipasang di telinga para peserta," jelasnya.
Sindikat tersebut, menurut Yusep, sudah beroperasi lama dan sudah meloloskan puluhan penggunanya ke berbagai universitas negeri yang dituju.
Berdasarkan keterangan tersangka, pada 2020 berhasil meloloskan 41 calon mahasiswa, dan pada 2021 meloloskan 69 calon mahasiswa.