KOMPAS.com - Turdem (40), warga Desa Pabean Ilir, Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, belum lama ini meminta tolong kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Tenaga kerja Wanita (TKW) atau Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bekerja di Arab Saudi mengaku sudah tidak sanggup lagi dan memohon untuk dipulangkan ke Tanah Air.
"Pak Presiden Jokowi tolong saya, saya sudah tidak kuat," kata Turdem dalam rekaman video yang diterima Tribuncirebon.com, Minggu (17/7/2022), dikutip dari jabar.tribunnews.com.
Pasalnya, Turdem mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi selama bekerja di rumah majikannya di Arab Saudi.
Menurut pengakuan Turdem kepada keluarganya, ia pernah diancam akan ditusuk oleh keponakan sang majikan akibat persoalan sepele.
Baca juga: Berkedok Investasi, Mantan TKW asal Kebumen Tipu Ribuan Orang, Kerugian Capai Rp 200 Miliar
"Di sana, anak saya kerja di majikan janda, cerewet, terus galak. Apalagi keponakannya sampai ngancam-ngancam anak saya," kata ayah Turdem, Ribut (66).
Ribut mengatakan, ancaman yang diterima Turdem itu berawal saat putrinya itu membantu memperbaiki regulator kompor majikannya yang tengah rusak.
Sang keponakan yang turut membantu, meminta Turdem membawakan solatip. Akan tetapi, ketika Turdem memberikannya, sang keponakan justru marah dan mengancam Turdem.
"Katanya salah bukan itu, terus diambilkan barang lain juga salah sampai diancam-ancam. Saya sangat berharap anak saya bisa dipulangkan," ujar Ribut.
Ribut menjelaskan, pihak keluarganya pun telah mengadukan nasib Turdem ke Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) cabang Indramayu.
Baca juga: Investasi Abal-abal Mantan TKW di Kebumen, Janjikan Untung 5 Persen, Ada 2.800 Investor Jadi Korban
Sebab, selain menerima ancaman, Turdem pun tidak diperlakukan layak oleh majikannya. Ribut menuturkan, putrinya itu bekerja selama 24 jam seperti robot dan tanpa diberi makan.
Situasi yang dialami Turdem di Arab Saudi pun membuat cemas keluarganya di Indramayu. Apalagi, Ribut menambahkan, anak keduanya itu dikirim untuk bekerja di Arab Saudi diduga secara unprosedural pada Februari 2022.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.