KOMPAS.com - Tari Ma'badong berasal Sulawesi Selatan.
Tari Ma'Badong merupakan rangkaian prosesi Ma'Badong yang dilakukan dalam bentuk tarian dan nyanyian.
Prosesi Ma'badong merupakan adat Toraja dalam upacara kematian Rambu Solo.
Upacara kematian yang mewajibkan keluarga untuk membuat pesta sebagai tanda penghormatan kepada orang yang telah meninggal.
Bagi suku Toraja, riwayat leluhur perlu dijaga dengan cara menghormati mereka yang telah meninggal.
Ma'badong merupakan tarian dan nyanyian tanpa diiringi alat musik, mendeklamasikan syair-syair yang berisi puji-pujian kepada orang yang telah meninggal atau ratapan-ratapan kesedihan dari orang yang ditinggalkan.
Baca juga: Rambu Solo, Tradisi Pemakaman Unik di Tana Toraja
Makna yang terkandung dalam ritual ma'badong adalah solidaritas dan religius.
Masyarakat Toraja percaya dengan adanya Tuhan yang memberikan kehidupan, keberkahan, keselamatan, maupun yang berupa penderitaan dan kesengsaraan.
Ma'Badong artikan sebagai melakukan tarian dan nyanyian.
Tari Ma'badong memiliki pola lantai dalam bentuk berkelompok dalam lingkaran besar dan bergerak.
Para peserta (Pa'Badong) saling berpegangan tangan menggunakan jari kelingking.
Tarian dilakukan oleh laki-laki dan wanita setengah baya atau tua. Tarian dilakukan di tanah lapang yang luas.
Umumnya peserta berpakaian hitam-hitam dan menggunakan sarung hitam atau memakai pakaian adat Toraja.
Baca juga: Tari Pakarena Asal Sulawesi Selatan: Sejarah, Gerakan, Properti, dan Musik Pengiring
Para peserta melingkar dengan semua anggota tubuh bergerak, seperti menggerakkan kepala ke depan dan ke belakang, tangan saling bergandengan, dan mengkaitkan jari kelingking.
Lingkaran tersebut dapat diperluas maupun dipersempit dengan cara peserta maju lalu mundur kembali.