Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Wisata Bahari dan Dive Operators di Labuan Bajo Tolak Kenaikan Tiket Masuk ke TN Komodo

Kompas.com - 16/07/2022, 14:50 WIB
Nansianus Taris,
Khairina

Tim Redaksi

LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Gabungan Pengusaha Wisata Bahari atau Gahawisri dan Dive Operators Community Komodo (Dock) di Labuan Bajo menolak keras wacana kenaikan harga tiket masuk ke Taman Nasional Komodo menjadi Rp 3,7 juta.

Mereka menilai kenaikan harga tiket masuk Kawasan Taman Nasional Komodo tidak menjamin konservasi.

“Alasan kenaikan tarif ini tidak dapat menjamin konservasi yang tepat," ujar Wakil Ketua Gahawisri Cabang Manggarai Barat, Budi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com Sabtu (16/7/2022).

Baca juga: Gubernur NTT: Kenaikan Tarif TN Komodo Tetap Berlaku Sesuai Rencana

Pihaknya pun mengungkapkan keprihatinan atas kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan bisnis pariwisata di Labuan Bajo.

Kenaikan tiket tersebut tidak membawa dampak positif atau keuntungan bagi bisnis pariwisata.

Kenaikan biaya yang dramatis seperti yang diwacanakan akan sangat merugikan banyak bisnis pariwisata lokal yang beroperasi di dalam dan sekitar Taman Nasional Komodo.

"Operator lokal hanya akan menyaksikan penurunan besar dalam penerimaan pelanggan sementara tidak mengalami keuntungan bisnis agunan apa pun yang dapat mengimbangi kerugian, atau jaminan apa pun untuk pengelolaan dan konservasi taman nasional yang lebih baik yang secara otomatis dapat diperoleh dari kenaikan biaya tersebut,” ungkapnya.

Baca juga: Polemik Harga Tiket TN Komodo, Sandiaga: untuk Keberlanjutan Lingkungan

Ia mengatakan, pengelolaan dan konservasi taman nasional yang sangat baik merupakan prioritas bagi para operator pariwisata.

Sebagai asosiasi aktif dari operator wisata bahari yang berdedikasi di Labuan Bajo, Gahawisri dan Dock berkomitmen untuk melindungi dan melestarikan lingkungan laut Taman Nasional Komodo.

Pihaknya juga aktif mempromosikan pariwisata yang berkelanjutan dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Baca juga: Soal Penolakan Kenaikan Tiket Masuk TN Komodo Rp 3,7 Juta, Pemprov NTT Akan Berdialog dengan Pelaku Wisata

Budi pun menanyakan aktivitas konservasi yang telah dilakukan oleh otoritas Taman Nasional Komodo selama 25 tahun.

Sebab, dalil konservasi atas kebijakan kenaikan tarif yang kini lagi ramai dibahas, sangat tidak masuk akal.

“Anggota kami ingin memahami program konservasi apa yang telah diberlakukan oleh otoritas Taman Nasional selama 25 tahun terakhir dan dengan alasan apa kegiatan konservasi di masa depan akan membutuhkan peningkatan biaya taman yang dramatis," jelasnya.

Batalkan trip


Ia menyebut, kebijakan kenaikan tiket tersebut sudah mendapat respon dari tamu yang sudah melakukan bookingan paket wisata ke Labuan Bajo.

“Banyak tamu yang sudah melakukan pembatalan ke Labuan Bajo atas kebijakan ini. Tour operator melaporkan bahwa ada sekian banyak tamu yang komplain dan pembatalan trip atas kebijakan yang tidak masuk akal ini," tambahnya.

Budi pun berharap kebijakan kenaikan tarif masuk ke TN Komodo bisa ditinjau kembali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Regional
Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Regional
KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

Regional
Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Regional
Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Regional
Di Balik Video Viral Kebocoran Pipa Gas di Indramayu

Di Balik Video Viral Kebocoran Pipa Gas di Indramayu

Regional
Bocah Perempuan 15 Tahun Laporkan Sang Ibu ke Polisi karena Dijual ke Laki-laki Hidung Belang

Bocah Perempuan 15 Tahun Laporkan Sang Ibu ke Polisi karena Dijual ke Laki-laki Hidung Belang

Regional
Waduk Pondok Ngawi: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Waduk Pondok Ngawi: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Jalan Braga Bakal Ditutup untuk Kendaraan di Akhir Pekan

Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Jalan Braga Bakal Ditutup untuk Kendaraan di Akhir Pekan

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Siswi SMP di Demak Dipaksa Hubungan Badan dengan Pacar, lalu Diperkosa 3 Orang Bergiliran

Siswi SMP di Demak Dipaksa Hubungan Badan dengan Pacar, lalu Diperkosa 3 Orang Bergiliran

Regional
Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Regional
Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Regional
Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Regional
Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com