Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Komisi X DPR RI Minta Dinas Pariwisata Kota Salatiga Tampilkan Masterplan dan DED Pembangunan Taman Wisata Sejarah Salatiga

Kompas.com - 16/07/2022, 12:22 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

KOMPAS.com - Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Sodik Mujahid mengaku terkejut saat mengunjungi Taman Wisata Sejarah di Kota Salatiga yang sedang dibangun.

Pasalnya, di sana tidak ada penjelasan berupa masterplan maupun detail engineering design (DED)-nya.

"Jadi, kami tadi kaget ketika berkunjung ke Taman Wisata yang rencananya dibangun menjadi taman sejarah ya. Di sana tidak ada penjelasan bahwa itu baru rencana, yang ternyata anggarannya pun baru 10 persen,” katanya dalam rilis yang diterima Kompas.com, Sabtu (17/7/2022).

Atas kunjungan itu, pihaknya menyampaikan kepada Kepala Dinas Pariwisata Kota Salatiga untuk menampilkan kejelasan bahwa hal tersebut baru rencana.

“Jelaskan bahwa ini baru rencana agar kami paham bagaimana keadaannya," tegasnya.

Lebih lanjut, Sodik menilai bahwa kawasan yang dibangun menjadi Taman Wisata Sejarah Salatiga secara prospek sudah cukup bagus.

Baca juga: Komisi IX DPR RI Minta Pemerintah Buka Formasi CPNS dan PPPK Guru Bahasa Daerah

Hal itu mengingat kondisi lahan yang cukup luas, dan dilengkapi taman-taman di belakangnya.

Dirinya pun optimistis bahwa ke depan, pembangunan pariwisata akan cukup prospek.

“Hanya saja sekali lagi, sertakan masterplan dan DED-nya,” tegasnya.

Dirinya mengaku, saat melakukan kunjungan, dirinya turut mendorong agar pihak terkait tak hanya mengandalkan dana pemerintah pusat, tetapi juga kemitraan dengan swasta.

"Yang kami minta tadi, kemitraan dengan swasta serta  DED yang lengkap, dan juga penampilan yang komunikatif sehingga orang mau berinvestasi di tempat itu," ujarnya.

Sementara Anggota Komisi X DPR RI Fahmi Alaydroes yang juga hadir mengakui bahwa Kota Salatiga belum memiliki destinasi pariwisata yang memadai.

Baca juga: Wakil Ketua Komisi VIII DPR Minta Kemenag Tingkatkan Kualitas Layanan Ibadah Haji 2023

Karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga bertekad meng-create taman wisata sejarah tersebut, sehingga dirinya pun mengapresiasi usaha dan upaya Pemkot Salatiga tersebut mengingat pembangunan taman wisata sejarah. Apalagi, sejarah militer dapat menjadi destinasi pariwisata yang edukatif bagi anak.

Tempat itu sekaligus dapat mengenalkan kepada anak-anak bahwa Bangsa Indonesia adalah Bangsa pejuang.

"Karena wisata sejarah, apalagi berbasis militer ini akan memberikan edukasi luar biasa buat anak-anak atau generasi muda bahwa kita (ndonesia) ini adalah bangsa pejuang,” ujarnya.

Melalui lokasi wisata tersebut, pihaknya ingin generasi bangsa mengetahui perjuangan pahlawan dalam menghadapi berbagai macam tantangan.

“Hal ini harus diungkap, baik dalam pelajaran di kurikulum maupun di situs-situs sejarah. Cuma memang baru 10 persen pembangunannya tempat ini. (Tandanya) masih panjang (proses pembangunannya) dan perlu support dari berbagai pihak menurut saya agar rancangan ini dapat terwujud dan menjadi salah satu destinasi menarik di Kota Salatiga. Insyaallah," sambungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com