Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selamat Saat Kapal PMI Ilegal Tenggelam, Herman: Gelap Gulita di Tengah Laut, Kami Teriak Minta Tolong

Kompas.com - 16/07/2022, 05:05 WIB
Idham Khalid,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

LOMBOK BARAT, KOMPAS.com- Herman (30) tak menyangka dirinya bisa kembali pulang dan bersua dengan istri dan kedua anak yang dicintainya.

Seolah mendapat kesempatan hidup kedua, Herman mengaku sangat bersyukur.

"Bersyukur dapat diselamatkan. Dari hal ini saya dapat pelajaran banyak, saya tidak mau lagi lewat jalur gelap walaupun digratiskan," tutur dia saat ditemui di rumahnya, Desa Blongas (persiapan), Kecamatan Sekotong, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat (15/7/2022).

Baca juga: 8 PMI Ilegal Korban Kapal Tenggelam di Batam Dipulangkan ke Lombok

Herman merupakan satu dari 30 orang Pekerja Migran Indonesia ilegal yang hendak menyeberang menuju Malaysia.

Kepada Kompas.com, Herman bercerita bagaimana kapal yang ditumpanginya tenggelam di Perairan Pulau Putri, Batam pada Kamis (16/6/2022). 

Dalam peristiwa tersebut, sebanyak tujuh orang tewas.

Duduk berimpitan

Ilustrasi kapal tenggelam (Pos Kupang-istimewa) Ilustrasi kapal tenggelam (Pos Kupang-istimewa)

Herman bercerita mengenai situasi, sesaat sebelum boat bermesin dobel 200 Pk tersebut tenggelam.

Saat itu, ada 30 orang termasuk dirinya yang berada di atas kapal.

"Sama tekong katanya, kapal akan diisi 15 orang, tapi kok malah 30 orang dalam hati saya banyak sekali, kita duduk berimpitan, berdesakan, kaki jongkok saking kebanyakan penumpang," tutur dia.

Baca juga: Cerita Sumaini Menanti Kabar Suami, PMI Ilegal Korban Kapal Tenggelam di Perairan Batam

Herman ingat betul, dia berangkat pada malam hari, melalui semak-semak.

Kapal yang ditumpanginya kemudian melaju dengan kecepatan tinggi. Namun salah satu mesin kapal tersebut mati. Perjalanan mereka pun harus terhenti.

"Salah satu mesin kapal ini mati, karena terkena kayu, terus nahkoda menghubungi rekannya minta mesin bantuan, kita tunggu mesin bantuan itu cukup lama," kata Herman.

Baca juga: Mayat Pria Ditemukan di Perairan Singapura, Ternyata PMI Ilegal Korban Kapal Tenggelam di Batam

 

Ilustrasi laut, samudra, lautan Ilustrasi laut, samudra, lautan
Saat menunggu mesin bantuan tersebut, nahkoda mematikan salah satu mesin kapal.

Mereka terkejut karena air laut perlahan mulai masuk ke dalam kapal.

Selang beberapa saat, kapal pembantu datang, namun saat itu, omongan nahkoda tidak sesuai perkataan awal untuk menggantikan mesin. Dia menyebutkan, nahkoda justru meloncat untuk kabur dengan kapal bantuan itu.

"Sial si nahkoda ini loncat, dia mau kabur meninggalkan kita semua dalam kondisi seperti itu, kapal udah mau tenggelam," kata Herman.

Baca juga: Pencarian TKI Ilegal Korban Kapal Terbalik di Perairan Batam Dihentikan, Hanya 1 dari 7 Korban Hilang yang Ditemukan

Melihat nahkoda loncat melarikan diri, dirinya bersama korban lainnya juga ikut meloncat, berupaya berenang meraih kapal bantuan.

"Kita juga akhirnya ikut beramai-ramai loncat berenang menuju kapal bantuan itu, dan kita berpegang di bagian bahu kapal, kita sempat terseret saat jalan mau kabur. Namun karena kebanyakan yang berpegang di kapal tersebut akhirnya kapal itu juga tenggelam," kata Herman.

Baca juga: Jenazah TKI Malaysia Tertahan di Jakarta, Tenyata Uang Pemulangan Dibawa Kabur Calo

 

Mengetahui kapal tersebut juga tenggelam, para penumpang kemudian berenang kembali menuju kapal yang mengangkut semula untuk berpegangan.

"Gelap gulita di tengah laut, panik sambil teriak minta tolong, kita berenang kembali ke arah kapal semula. Waktu itu, karena tidak dapat pegangan di kapal, ada juga yang berpegangan di badan temannya," kata Herman.

Setelah sekian lamanya berteriak minta tolong, akhirnya dua kapal nelayan datang membantu mereka.

Kapal nelayan tersebut membawa mereka ke daratan. Selanjutnya mereka ditampung di shelter BP2MI Batam dan dipulangkan pada Rabu (13/7/2022) dengan bantuan Pemerintah Daerah Lombok Barat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tumbuhkan Perekonomian Lamongan, Pemkab Lamongan Optimalkan Reforma Agraria 

Tumbuhkan Perekonomian Lamongan, Pemkab Lamongan Optimalkan Reforma Agraria 

Regional
Hampir Dua Tahun Tak Terungkap, Keluarga Almarhum Iwan Boedi Tagih Hasil Penyelidikan ke Polisi

Hampir Dua Tahun Tak Terungkap, Keluarga Almarhum Iwan Boedi Tagih Hasil Penyelidikan ke Polisi

Regional
Momen Korban Perampokan Duel dengan Pelaku, Uang Ratusan Juta Rupiah Berhamburan

Momen Korban Perampokan Duel dengan Pelaku, Uang Ratusan Juta Rupiah Berhamburan

Regional
Teken MoU dengan LCH, Pak Yes Ingin Showroom Produk-produk Unggulan Lamongan Terus Berkembang

Teken MoU dengan LCH, Pak Yes Ingin Showroom Produk-produk Unggulan Lamongan Terus Berkembang

Regional
Pilunya Apriani, Bocah 1 Tahun Penderita Hidrosefalus yang Butuh Dana Berobat ke Bali

Pilunya Apriani, Bocah 1 Tahun Penderita Hidrosefalus yang Butuh Dana Berobat ke Bali

Regional
Dorong Realisasi Program Lamongan Sehat, Bupati Lamongan Resmikan Poliklinik II RSUD Dr Soegiri

Dorong Realisasi Program Lamongan Sehat, Bupati Lamongan Resmikan Poliklinik II RSUD Dr Soegiri

Kilas Daerah
Video Mesum di Salah Satu Lapas Jateng Ternyata Dibuat sejak 2020

Video Mesum di Salah Satu Lapas Jateng Ternyata Dibuat sejak 2020

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Dijual di Atas HET, 800 Tabung Elpiji Milik Agen Nakal Disita Polisi

Dijual di Atas HET, 800 Tabung Elpiji Milik Agen Nakal Disita Polisi

Regional
Hadapi Pilkada, Elite Politik di Maluku Diminta Tak Gunakan Isu SARA

Hadapi Pilkada, Elite Politik di Maluku Diminta Tak Gunakan Isu SARA

Regional
Diisukan Maju Pilkada Semarang dengan Tokoh Demokrat, Ini Kata Ade Bhakti

Diisukan Maju Pilkada Semarang dengan Tokoh Demokrat, Ini Kata Ade Bhakti

Regional
Korban Kasus Dugaan Pencabulan di Kebumen Bertambah Jadi 6 Orang Anak, 1 Positif Hamil

Korban Kasus Dugaan Pencabulan di Kebumen Bertambah Jadi 6 Orang Anak, 1 Positif Hamil

Regional
Sebelum Tewas, Wanita Tinggal Kerangka di Wonogiri Miliki Hubungan Asmara dengan Residivis Kasus Pembunuhan

Sebelum Tewas, Wanita Tinggal Kerangka di Wonogiri Miliki Hubungan Asmara dengan Residivis Kasus Pembunuhan

Regional
Pilkada Kota Semarang, Sejumlah Pengusaha dan Politisi Antre di PDI-P

Pilkada Kota Semarang, Sejumlah Pengusaha dan Politisi Antre di PDI-P

Regional
Beredar Video Mesum 42 Detik di Lapas, Kemenkumham Jateng Bentuk Tim Khusus

Beredar Video Mesum 42 Detik di Lapas, Kemenkumham Jateng Bentuk Tim Khusus

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com