Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SDN Sugihan 3, Sekolah di Tengah Sawah yang Tak Ada Pendaftar, Gurunya Semua Perempuan dan Punya Alumni Penerbang

Kompas.com - 15/07/2022, 22:33 WIB
Dian Ade Permana,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Bangunan SD Negeri Sugihan 3 di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, 'seolah' berdiri di tengah kesendirian. Di sekelilingnya tak ada bangunan lain, sepanjang mata memandang hanya ada hamparan hijau perkebunan.

Kesunyian di sekolah tersebut semakin bertambah karena tahun ajaran 2022/2023, SD Negeri Sugihan 3 tak mendapat siswa baru.

Bahkan, saat kegiatan belajar dimulai pada Senin (11/7/2022), tak ada pendaftar di sekolah tersebut.

Seorang mantan guru SD Negeri Sugihan 3 Suhir bercerita, kondisi penurunan jumlah murid terjadi sejak tahun 2018.

"Kisaran lima tahun terakhir ini, jumlah pendaftar di sekolah terus menurun. Puncaknya ya tahun ini, tidak ada pendaftar sama sekali," ungkapnya, Jumat (15/7/2022).

Baca juga: Tak Ada Murid Baru, SDN Sugihan 3 Tak Akan Digabungkan dengan Sekolah Lain

Suhir mengajar di sekolah tersebut sejak 1983 dan pensiun awal Juli 2022.

"Istilahnya, sekolah ini sudah menjadi rumah kedua saya. Karena sejak mengabdi menjadi guru ditempatkan di SD Negeri Sugihan 3 ini," ujarnya

Awalnya, lanjut Suhir, SD Negeri Sugihan 3 berstatus SD Inpres. Meski begitu, sekolah ini menjadi favorit bagi calon siswa.

"Siswa tak hanya berasal dari sini, tapi juga desa tetangga. Bahkan ada juga siswa dari Boyolali karena memang ini termasuk daerah perbatasan," kata Suhir.

Meski memiliki berbagai keterbatasan, sebagai guru ada rasa bangga ketika anak didiknya menjadi orang berhasil. Salah satu alumni SD Negeri Sugihan 3 ada yang menjadi penerbang.

"Alumni bernama Agus tersebut beratraksi saat ada acara kenegaraan," terangnya.

Sementara Kepala Sekolah SD Negeri Sugihan 3 Septina Ika Kadarsih mengatakan, kondisi sekolah saat ini merupakan tantangan.

"Saya menjabat kepala sekolah belum ada satu minggu ini. Meski lokasi di tengah sawah, kekurangan murid, dan keterbatasan lain, tapi ini merupakan tantangan bagi kami semua untuk memajukan sekolah," ucapnya.

Ika mengungkapkan, kekuatan dari sekolah yang dipimpinnya saat ini adalah semangat untuk memajukan dan mencerdaskan anak didik.

"Para guru memiliki komitmen yang tinggi serta kreativitas dalam pembelajaran agar tidak bosan meski jumlah tiap siswa di kelas sangat minim," ujarnya.

Lebih lanjut, semua tenaga pendidik di SD Negeri Sugihan 3 adalah perempuan.

"Di sini tenaga pendidiknya sembilan orang perempuan semua dan satu laki-laki sebagai penjaga. Tapi kami memiliki semangat yang sama, tujuan yang sama bahwa pendidikan untuk anak-anak tidak boleh kalah dengan yang lain," kata Ika.

Ika menyatakan, ruang kelas 1 yang kosong akan dimanfaatkan sebagai pusat pembelajaran agama.

"Kami jadikan mushala, karena nanti setiap pagi akan melakukan shalat duha berjemaah, siang hari shalat dzuhur. Selain itu, juga untuk menggiatkan hafalan bacaan surat pendek," terangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mereka yang Pergi dan Datang di Balik Kemegahan IKN

Mereka yang Pergi dan Datang di Balik Kemegahan IKN

Regional
Harga Daging Sapi di Pasar Kebumen Naik Jelang Idul Fitri

Harga Daging Sapi di Pasar Kebumen Naik Jelang Idul Fitri

Regional
Penerimaan Bintara Polisi di Papua, Ada Kuota Khusus untuk Anak Kepala Suku

Penerimaan Bintara Polisi di Papua, Ada Kuota Khusus untuk Anak Kepala Suku

Regional
Terungkap Asal Puluhan Senjata Api di Bandung, Dititipi Suami yang Ditahan di Lapas Cipinang

Terungkap Asal Puluhan Senjata Api di Bandung, Dititipi Suami yang Ditahan di Lapas Cipinang

Regional
Pesta Sabu dengan Temannya, Caleg Gagal Asal Pati Diringkus Polisi

Pesta Sabu dengan Temannya, Caleg Gagal Asal Pati Diringkus Polisi

Regional
Banjir Demak Berangsur Surut, Ribuan Orang Tinggalkan Pos Pengungsian

Banjir Demak Berangsur Surut, Ribuan Orang Tinggalkan Pos Pengungsian

Regional
Kualitas Rendah, Beras Lokal di Kebumen Kurang Diminati meski Harganya Turun

Kualitas Rendah, Beras Lokal di Kebumen Kurang Diminati meski Harganya Turun

Regional
Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Regional
SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

Regional
Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Regional
Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Regional
Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Regional
Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Regional
Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Regional
Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com