KOMPAS.com - Tari Rantak berasal dari Minangkabau, Provinsi Sumatera Barat.
Tari Rantak merupakan tari tradisional yang menekankan pada ketajaman gerakan penarinya.
Rantak merupakan tarian yang dinamis dan menarik untuk ditonton.
Tarian ini biasanya tampil dalam acara budaya, adat, termasuk resepsi pernikahan adat Minangkabau.
Tari rantak terinspirasi dari gerakan pencak silat yang dinamis. Pencak silat merupakan ilmu bela diri asal Indonesia ini tertanam kuat dalam tradisi Minangkabau.
Gerakan tari ini tidak lain untuk melestarikan pencak silat.
Baca juga: Tari Piring Asal Sumatera Barat: Sejarah, Makna, dan Macam Gerakan
Tari rantak memiliki ciri gerakan yang tegas dan disertai dengan hentakan kaki yang menimbulkan bunyi, sepertihalnya gerakan pencak silat. Sehingga, tari ini kerap membuat penontonnya terpukau.
Tari rantak ada dua, yaitu rantak kudo ciptaan Gusmiati Sud dan tari rantak kudo pesisir selatan yang sedikit lebih kuno.
Tari rantak ciptaan Gusmiati memiliki beberapa keunikan yang menekankan pada gerakan silat dan filosofi, yaitu:
1. Tagak-tagak (berdiri tegak), yakni gerakan yang melambangkan konsep merenung sebelum melakukan tindakan.
2. Ukua jo jangko (gerakan seperti mengukur), yakni gerakan yang memiliki makna bahwa dalam melakukan segala sesuatu harus sesuai kemampuan dan diukur dengan baik.
3. Pandang kutiko (memandang), yakni gerakan yang bermakna kemampuan dalam menafsirkan peristiwa atau pelajaran dilakukan dengan bijaksana dan tidak berat sebelah.
Baca juga: Tari Lilin Asal Sumatera Barat: Sejarah, Fungsi, Gerakan, dan Busana
4. Garak-garik (bergerak), yakni gerakan yang memiliki makna berupa inisiatif dalam melakukan sesuatu yang baik, penuh kepekaan, dan kewaspadaan.
5. Raso pareso, gerakan yang melambangkan bahwa pikiran sudah menyatu dengan hati nurani.
Biasanya, pertunjukkan tari rantak dibuka dengan penari yang memasuki panggung dan membentuk formasi.