Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/07/2022, 17:14 WIB
Tri Purna Jaya,
Reni Susanti

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - Penanganan medis RF (17) diakui sempat tertunda sebelum narapidana anak tersebut meninggal di rumah sakit.

RF diduga meninggal dunia akibat pemukulan dan penganiayaan oleh sesama tahanan anak di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas IIA Lampung, Kabupaten Pesawaran.

Pelaksana Harian (Plh) Kepala LPKA Kelas IIA Lampung Andhika Saputra mengungkapkan, keluarga korban sempat berkunjung pada Senin (4/7/2022).

"Kita baru buka kunjungan karena sebelumnya nggak ada jam besuk lantaran masih Covid-19," kata Andhika saat dihubungi, Kamis (14/7/2022).

Baca juga: Napi Anak Tewas Usai Dipukuli, LPKA Benarkan Ada Dugaan Pemukulan Sesama Tahanan

Pada kunjungan itu juga diketahui RF ada riwayat berobat di klinik kesehatan lapas.

Menurut Andhika, pada Sabtu (9/7/2022) sebenarnya ada informasi dari klinik kesehatan lapas bahwa kondisi kesehatan RF menurun.

Namun, petugas klinik menyebutkan kondisi itu masih bisa ditangani.

"Petugas menelepon saya, karena saya Plh. Kondisi yang bersangkutan menurun tapi masih bisa ditangani," kata Andhika.

Namun, kondisi RF diketahui telah kritis ketika dia mendatangi klinik kesehatan pada Senin (11/7/2022) pagi.

"Saya sempat bertanya, kemarin nggak begini, kenapa sekarang jadi begini, katanya bisa ditangani?" kata Andhika.

Baca juga: Soal Napi Anak Lampung Tewas Dipukuli, Komnas PA: Itu Lembaga Pembinaan, Bukan Lembaga Pembinasaan

Tetapi, pada saat itu belum diketahui secara pasti apakah RF mengalami penurunan kesehatan lantaran penganiayaan.

Andhika menambahkan, melihat kondisi RF sudah kritis dia langsung memerintahkan agar korban dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulans LPKA ke RS Ahmad Yani, Kota Metro.

Andhika sendiri mengaku ada kejanggalan saat melihat kondisi RF, namun terkait kepastiannya dia menyerahkan ke kepolisian yang sedang mengusut kasus ini.

Diberitakan sebelumnya, Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas IIA Lampung membenarkan adanya dugaan pemukulan yang dialami oleh RF (17).

Baca juga: Napi Anak Tewas di LPKA Lampung, Aktivis: Mereka Seharusnya Dilindungi

RF meninggal dunia di rumah sakit dengan luka lebam di sekujur tubuhnya.

Pelaksana Harian (Plh) LPKA Kelas IIA Lampung Andhika Saputra membenarkan hasil pemeriksaan bersama aparat Polda Lampung ada dugaan penganiayaan yang dialami RF.

"Sementara sih kalau laporan terakhir, termasuk dengan sampai kemarin juga untuk dugaannya penganiayaan ada, tapi untuk pastinya belum bisa dijelaskan," kata Andhika saat dihubungi, Kamis (14/7/2022).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Minta Pensiunan PNS Berkontribusi untuk Solo, Gibran Singgung Eks Kabag Kesra yang Terjun Politik

Minta Pensiunan PNS Berkontribusi untuk Solo, Gibran Singgung Eks Kabag Kesra yang Terjun Politik

Regional
Polda Aceh: Ada Sindikat Kejahatan Penyelundupan Imigran Rohingya

Polda Aceh: Ada Sindikat Kejahatan Penyelundupan Imigran Rohingya

Regional
Tanggapi Megawati soal Penguasa Orde Baru, Gibran: Semua Masukan Kami Tampung

Tanggapi Megawati soal Penguasa Orde Baru, Gibran: Semua Masukan Kami Tampung

Regional
Siswi SD di Karimun Kepri Meninggal Setelah Tertimpa Tiang Gawang

Siswi SD di Karimun Kepri Meninggal Setelah Tertimpa Tiang Gawang

Regional
Satu Lagi Tersangka Korupsi Pembangunan Pasar di Maluku Tenggara Ditahan

Satu Lagi Tersangka Korupsi Pembangunan Pasar di Maluku Tenggara Ditahan

Regional
APBD Bangka Belitung 2024 Disahkan, Biaya Perjalanan Dinas Capai Rp 123 Miliar

APBD Bangka Belitung 2024 Disahkan, Biaya Perjalanan Dinas Capai Rp 123 Miliar

Regional
Minta Revisi UMK 2023, Buruh Tutup Jalan Depan Kantor Gubernur Banten

Minta Revisi UMK 2023, Buruh Tutup Jalan Depan Kantor Gubernur Banten

Regional
Kabut Asap di Riau Mereda, Pemprov Cabut Status Siaga Karhutla

Kabut Asap di Riau Mereda, Pemprov Cabut Status Siaga Karhutla

Regional
Ditinggal 15 Menit, Bocah 4 Tahun di Pemalang Sedang Tidur Hilang Misterius

Ditinggal 15 Menit, Bocah 4 Tahun di Pemalang Sedang Tidur Hilang Misterius

Regional
Pasien Rabies di Dompu Meninggal, Idap Gejala Takut Air dan Cahaya

Pasien Rabies di Dompu Meninggal, Idap Gejala Takut Air dan Cahaya

Regional
Melawan Saat Ditangkap, 2 Perampok Bersenjata Api di Riau Ditembak

Melawan Saat Ditangkap, 2 Perampok Bersenjata Api di Riau Ditembak

Regional
Penggugat Rp 204 Triliun soal Batas Usia Capres-Cawapres: Kalau Damai, Ada Hal yang Dipenuhi

Penggugat Rp 204 Triliun soal Batas Usia Capres-Cawapres: Kalau Damai, Ada Hal yang Dipenuhi

Regional
“ICS Blang Adoe untuk Rohingya, lalu Kami Tinggal di Mana?”

“ICS Blang Adoe untuk Rohingya, lalu Kami Tinggal di Mana?”

Regional
2 Senjata Tradisional Maluku, Salah Satunya Parang Salawaku

2 Senjata Tradisional Maluku, Salah Satunya Parang Salawaku

Regional
Terapkan Kabupaten/Kota Sehat, Bandung Barat Raih Penghargaan Swasti Saba Wistara

Terapkan Kabupaten/Kota Sehat, Bandung Barat Raih Penghargaan Swasti Saba Wistara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com