Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selasa Wagen di Yogyakarta Kembali Digelar, Pemuda Diajak Ikut Daripada Terlibat Kejahatan Jalanan

Kompas.com - 14/07/2022, 15:45 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Selasa Wagen kembali digelar kemarin (Selasa (12/7/2022).

Selasa wagen adalah gelaran kesenian yang dilakukan di sumbu filosofis yakni mulai dari Tugu Pal Putih, Malioboro, Keraton, dan hingga Panggung Krapyak.

Gelaran kesenian ini sesuai dengan namanya akan digelar 35 hari sekali menurut kalender Jawa.

Baca juga: Yogyakarta Bakal Miliki Sentra Budaya di Malioboro

Selasa Wagen sendiri sudah rutin digelar tetapi karena pandemi gelaran seni ini harus mandek untuk sementara waktu.

Seiring melandainya kasus Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa Wagen kembali digelar.

Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY Dian Lhaksmi Pratiwi menjelaskan konsep besar dari kegiatan Selasa Wagen adalah membuat galeri terpanjang yang membentang dari Tugu Pal Putih, Malioboro, Keraton, hingga Panggung Krapyak.

"Tapi kan bertahap. Nah yang antara Tugu Malioboro Keraton yang kita sebut Gumaton itu mungkin nanti penanganan pertama. Nah lebih kecil lagi kita mengaktifkan kembali event-event yang memang dulu sudah pernah ada dan dikenal masyarakat supaya ngangkatnya lebih cepat di balik nilai dan maknanya itu," katanya, Kamis (14/7/2022).

Ia menyampaikan, nantinya secara rutin setiap 35 hingga 40 hari sekali akan digelar pertunjukan seni.

Oleh sebab itu, pihaknya membuka pendaftaran bagi seniman ke Dinas Kebudayaan DIY atau kota untuk dilakukan kurasi terlebih dahulu.

Baca juga: Ini Lokasi Pembangunan Apartemen yang Menyeret Mantan Wali Kota Yogyakarta, Berjarak 500 Meter dari Malioboro

Dian menjelaskan, tujuan dari kurasi yang dilajukan adalah untuk menentukan setiap kesenian yang akan tampil di sekitar sumbu filosofis, sehingga tidak saling bertabrakan antar kesenian.

"Mengapa perlu kita daftar dan atur supaya tidak saling menganggu, kan kami juga harus mempertimbangkan sound satu dengan sound lainnya. Nanti masyarakat yang menikmati tidak maksimal. Terus jenis-jenis genre seni seperti apa itu kan semakin beragam dan edukasi ke masyarakat juga semakin luas," paparnya.

Dian menyampaikan, tidak ada batasan bagi pelaku kesenian. Seniman apapun diperbolehkan unjuk gigi dalam gelaran Selasa Wagen ini.

"Semua boleh. Boleh tua muda anak semua terbuka, untuk berbagai macam edukasi kepada masyarakat juga kita membuka ruang yang penting terdaftar dulu supaya mudah diatur itu saja kok," katanya.

Pihaknya membuka selebar-lebarnya bagi pemuda Yogyakarta, khususnya DIY, agar menunjukkan kemampuannya daripada pemuda-pemudi ini hanya nongkrong di jalan dan justru terjerumus dalam kejahatan jalanan.

"Iya dari pada kekerasan di jalan mbok gawe (silakan buat) pantomim di sana. Bikin teater teatrikal di sana gitu kan ya dan itu kita bantu promosinya, tiap Selasa wagen kita bantu promosinya," kata dia.

Pihaknya juga mempersilakan kepada sekolah-sekolah yang memiliki siswa-siswa berbakat dalam bidang kesenian untuk ikut serta memeriahkan gelaran Selasa Wagen.

"Semua peluang boleh di sana. Dulu itu kita ASN aja boleh menari di sana. Jadi misalnya nanti teman lembaga atau dinas pengen aksi pertunjukan di sana enggak masalah tapi nanti kita kurasi supaya tidak menjadi satu ruang yang sumpruk," katanya.

Menurut dia, kurasi dibutuhkan selain untuk mengatur juga perlu mempertimbangkan kualitas para seniman yang tampil mengingat Yogyakarta menjadi salah satu barometer kesenian di Indonesia.

"Kualitas-kualitasnya kan juga perlu kita cek juga. Karena DIY kan barometer, kalau asal gelar nanti saya diprotes para seniman budayawan nanti," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Regional
Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Regional
Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Regional
Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Regional
Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Regional
BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com